ads

Sunday, September 24, 2017

Teruslah melangkah selama engkau di jalan yang benar


TARBIAH GURU SUFI

Seorang murid berbincang dengan seorang Guru Sufinya:
"Guru, saya tidak mahu lagi mengikuti pengajian ini"

"Tapi kenapa wahai anakku?", tanya Sang Guru Sufi.

"Saya perhatikan di dalam  pengajian ini perempuannya suka bergosip, laki-lakinya munafik, pengurusnya cara hidupnya tidak benar, jama'ahnya sibuk dengan dunianya, dsb"

"Baiklah. Tapi sebelum kamu pergi, tolong lakukan sesuatu untukku. Ambil segelas penuh air dan berjalanlah mengelilingi dalam masjid ini tanpa menumpahkan setitik air sekalipun ke lantai. Setelah itu engkau bolehlah meninggalkan masjid ini."

"Itu amat mudah!"

Diapun melakukan apa yang diminta oleh Sang Guru Sufi, sementara pengajian sedang berlangsung.

Setelah selesai, dia berkata kepada Sang Guru Sufi bahwa dia telah bersedia untuk pergi.

"Sebelum kamu pergi, ada satu pertanyaan. Ketika kamu berjalan keliling di dalam masjid tadi, adakah kamu mendengar orang bergosip, melihat orang munafik, melihat orang sibuk dengan dunianya ?"

"Tidak."

"Engkau tahu mengapa?"

"Tidak."

"Kerana engkau fokus pada gelas yang kamu bawa, untuk memastikan kakimu tidak tersandung dan tidak ada air yang tumpah."

Begitu jugalah dengan kehidupan kita. Ketika kita mengarahkan pandangan kita kepada Nur Allah yang kita imani, maka :


• Kita tidak akan punya waktu untuk melihat kesalahan orang lain.

• Kita tidak akan punya waktu untuk menilai dan mengkritik orang lain.

• Kita tidak akan punya waktu untuk bergosip ria dengan orang lain.

• Kita akan menolong orang lain dan fokus pada langkah kita menggapai Nur-Nya.


Direndahkan tidak mungkin jadi sampah, disanjung tidak mungkin jadi rembulan.

Maka jangan risaukan omongan dan kritikan orang lain, atau senantiada bertanya "apa orang akan kata", sebab setiap orang membacamu dengan pemahaman dan pengalaman yang berbeza, dan mereka tidak tahu apa isi hatimu melainkan hanya menilaimu berdasarkan keadaan fizikal dan luaranmu.

Teruslah melangkah selama engkau di jalan yang benar, meskipun terkadang kebaikan tidak selalu dihargai.

Tidak usah sibuk menjelaskan tentang dirimu, sebab yang menyukaimu tidak perlu itu dan yang membencimu tidak percaya itu.

Hidup bukan tentang siapa yang terbaik, tapi tentang siapa yang mahu berbuat baik.

Jika dizalimi orang jangan berpikir untuk membalas dendam, tapi berpikirlah cara membalas dengan kebaikan.

Jangan mengeluh, teruslah berdoa dan ikhtiar. Sibukkan diri dalam kebaikan hingga keburukan lelah mengikutimu.

Semoga menjadi lebih baik dan lebih bermanfaat.






Tunggu... Enemy!


Menyusul...