SAKARATUL MAUT SEEKOR BURUNG YANG BERZIKIR
Seorang Guru memiliki seekor burung yang cukup terlatih mengucapkan kalimah zikir seperti:
"Subhanallah, Alhamdulillah, Allahu Akbar" dan sebagainya
Suatu hari, pintu sangkar terbuka dan burung itu terbang bebas.
Si burung terbang tidak keharuan lalu dirempuh kenderaan yang melintas dengan laju sehingga burung itu terkapar, menggelupur sakarat lalu mati.
Tuan Guru tampak berbeza setelah burungnya mati, nampak sekali sedih hingga seminggu lamanya.
Para murid yang melihatnya pun menyangka Syaikh mereka bersedih kerana burungnya mati.
Mereka berkata: "Tuan Guru, jika hanya burung yang membuat Tuan bersedih, kami sanggup menggantinya dengan yang dapat berzikir seperti burung yang telah mati itu. Tak perlu Tuan bermurung hingga sedemikian lamanya!"
Tok Guru menjawab: "Aku bukan bersedih kerana burung itu."....,
Para murid bertanya: "Jadi, apa yang buat Tuan Guru bersedih hati sangat?"
Tuan Guru: "Kalian melihat bagaimana burung itu sakarat setelah dirempuh?",,,
Para murid: "Ya, kami melihatnya, wahai Syaikh"
Tuan Guru: "Burung itu hanya bersuara KKKKAAKK, KKKKHHEEK, KKKKAAKK, KKKKHHEEK......padahal sudah terlatih berzikir sedemikian rupa, namun saat merasakan PERIHNYA sakaratul maut datang menjemput, hanya perih yang terasa.
Lalu aku teringat diriku, yang setiap hari terbiasa berzikir...
"JANGAN-JANGAN NASIBKU SAMA SEPERTI BURUNG ITU, TAK KUAT MENAHAN SAKARAT LALU BUKAN ZIKIR YANG KU UCAPKAN..!!".
"Ya Allah, akhirilah hidup kami dengan islam, akhirilah hidup kami dengan membawa iman, akhirilah hidup kami dengan ucapan ZIKIR kepadamu dan kalimah "Laa ilaha illa Llah...akhirilah hidup kami dengan husnul khatimah”.
"Subhanallah, Alhamdulillah, Allahu Akbar" dan sebagainya
Suatu hari, pintu sangkar terbuka dan burung itu terbang bebas.
Si burung terbang tidak keharuan lalu dirempuh kenderaan yang melintas dengan laju sehingga burung itu terkapar, menggelupur sakarat lalu mati.
Tuan Guru tampak berbeza setelah burungnya mati, nampak sekali sedih hingga seminggu lamanya.
Para murid yang melihatnya pun menyangka Syaikh mereka bersedih kerana burungnya mati.
Mereka berkata: "Tuan Guru, jika hanya burung yang membuat Tuan bersedih, kami sanggup menggantinya dengan yang dapat berzikir seperti burung yang telah mati itu. Tak perlu Tuan bermurung hingga sedemikian lamanya!"
Tok Guru menjawab: "Aku bukan bersedih kerana burung itu."....,
Para murid bertanya: "Jadi, apa yang buat Tuan Guru bersedih hati sangat?"
Tuan Guru: "Kalian melihat bagaimana burung itu sakarat setelah dirempuh?",,,
Para murid: "Ya, kami melihatnya, wahai Syaikh"
Tuan Guru: "Burung itu hanya bersuara KKKKAAKK, KKKKHHEEK, KKKKAAKK, KKKKHHEEK......padahal sudah terlatih berzikir sedemikian rupa, namun saat merasakan PERIHNYA sakaratul maut datang menjemput, hanya perih yang terasa.
Lalu aku teringat diriku, yang setiap hari terbiasa berzikir...
"JANGAN-JANGAN NASIBKU SAMA SEPERTI BURUNG ITU, TAK KUAT MENAHAN SAKARAT LALU BUKAN ZIKIR YANG KU UCAPKAN..!!".
"Ya Allah, akhirilah hidup kami dengan islam, akhirilah hidup kami dengan membawa iman, akhirilah hidup kami dengan ucapan ZIKIR kepadamu dan kalimah "Laa ilaha illa Llah...akhirilah hidup kami dengan husnul khatimah”.
Aamiin....