Saya lebih melihat bahwa takdir itu adalah ketentuan Allah. Dan ketentuan itu tidak akan mengalami perubahan ataupun kalaupun berubah, maka manusia “ditakdirkan” untuk tidak mampu mengamati perubahan dari takdir itu sendiri.
Allah berfirman :
QS 48. Al Fath 23. Sebagai suatu sunnatullah yang telah berlaku sejak dahulu, kamu sekali-kali tiada akan menemukan perubahan bagi sunnatullah itu.
Firman ini menegaskan bahwa kita tidak akan dapat menemukan perubahan (melalui pengamatan) bahwa takdir mengalami perubahan. Jadi apa saja yang kita akan jalani dalam kehidupan, termasuk mimpi-mimpi sekalipun berada dalam arena yang telah ditetapkan. Kemanapun kita melakukan pilihan melangkah, termasuk menghindari terantuk dari batu, atau memilih makanan pedas atau asin, semua adalah pilihan dari takdir. Jadi kemanapun kita berjalan, kita akan memenuhi takdir kita!.
Jadi, bisakah manusia mengubah takdir?.
Pertanyaan yang aneh?.
Di sini kita menangkap dua pengertian terhadap takdir dalam masyarakat :
Pertama : Takdir sebagai suatu ketentuan yang tidak mengalami perubahan dan telah berlaku sejak dahulu, seperti disampaikan ayat di atas. Dalam pemahaman ini, tentunya bekerja aksi-reaksi, hukum-hukum alam atau hukum fisika yang diberlakukan sejak penciptaan pertama terhadap hukum-hukum alam semesta.
Kedua: Takdir sebagai prosesi kejadian – Yang terjadi pada manusia. Ketika manusia berada pada posisi beruntung, entah mendapat jodoh atau diterima untuk bekerja, maka yang bersangkutan mencapai suatu posisi dari pilihan takdirnya.
Kembali ke pertanyaan awal : Dapatkah manusia mengubah takdir?.
Pertanyaan ini sulit juga ya dijawabnya. Kok ditanya lagi !, bukankah kita “tidak akan” mampu melihat perubahan takdir. Tapi, jelas pula bahwa Allah juga tidak menyebutkan bahwa takdir itu tidak akan berubah, takdir bisa berubah, namun manusia tidak mampu menemukan perubahannya. Kalau begitu, bagaimana manusia tahu bahwa telah terjadi perubahan takdir!.
Bisakah mengubah takdir?.
Banyak orang malas yang menjadikan takdir sebagai dalih atas kemalasannya. Padahal, takdir itu bisa diubah. ‘Memang, tidak semua takdir bisa diubah’. Misalnya, jika kita ditakdirkan sebagai seorang laki-laki, tidak bisa diubah menjadi seorang perempuan (walaupun ada yang merubah dari laki-laki jadi perempuan ini bukan merubah takdir tapi mendustai takdir).
Lalu bagaimana cara kita mengubah takdir?
Cara yang benar dan tepat, tentu saja harus bersumber dari Pembuat takdir yang tiada lain Allah SWT melalui Al Quran dan Hadits Nabi saw.
Bagi Anda yang belum tahu, bahwa takdir bisa diubah, silakan semak hadist berikut:
Hadits dari Imam Turmudzi dan Hakim, diriwayatkan dari Abdullah bin Umar, bahwa Nabi SAW Bersabda:
“Barangsiapa hatinya terbuka untuk berdo’a, maka pintu-pintu rahmat akan dibukakan untuknya. Tidak ada permohonan yang lebih disenangi oleh Allah daripada permohonan orang yang meminta keselamatan. Sesungguhnya do’a bermanfa’at bagi sesuatu yang sedang terjadi dan yang belum terjadi. Dan tidak ada yang bisa menolak taqdir kecuali do’a, maka berpeganglah wahai hamba Allah pada do’a”.
(HR Turmudzi dan Hakim).
........................................
Merubah Takdir...
SUATU hari, Malaikat Maut mendatangi Nabiyallah Ibrahim, lalu bertanya:
Malaikat
Siapa anak muda yg tadi mendatangimu wahai Ibrahim?.
Nabi Ibrahim :
Itu tadi sahabatku dan sekaligus muridku.
Malaikat
Ada apa dia datang menemuimu..?
Nabi Ibrahim
Dia ingin menyampaikan akan menikah besok pagi.
Malaikat
Wahai Ibrahim, sayang sekali, umur anak itu tidak akan sampai besok pagi. Habis berkata seperti itu, Malaikat Maut pun pergi meninggalkan Nabiyallah Ibrahim. Hampir saja Nabiyallah Ibrahim tergerak untuk memberitahu anak muda tersebut, guna menyegerakan pernikahannya malam ini, dan memberitahu tentang kematiannya. Tapi langkahnya terhenti. Nabiyallah Ibrahim memilih kematian tetap menjadi rahasia Allah.
Esok paginya, Nabiyallah Ibrahim ternyata melihat dan menyaksikan anak muda melangsungkan perkahwinannya.
Hari pun berganti, minggu berganti, bulan berganti dan tahun pun berganti tahun, Nabiyallah Ibrahim malah melihat anak muda ini panjang umurnya hingga usia anak muda ini 70 tahun.
Nabiyallah Ibrahim pun bertanya kepada Malaikat Maut, kenapa berbohong tempo hari menyampaikan jika anak muda itu akan mati besok pagi, ternyata tidak mati, bahkan umurnya panjang.
Malaikat Maut
Dirinya memang akan mencabut nyawa anak muda tersebut, karena Allah menahannya, dan kenapa Allah SWT menahan tanganku untuk tidak mencabut nyawa anak muda itu (dulu)?.
Ketahuilah wahai Ibrahim, bahwa di malam menjelang pernikahannya, anak muda tersebut menyedekahkan separuh dari kekayaannya. Dan inilah yang membuat Allah memutuskan untuk memanjangkan umur anak muda tersebut, hingga engkau masih melihatnya hidup.
Kematian memang di tangan Allah SWT, justru itu, memajukan dan memundurkan kematian adalah hak Allah. Dan Allah memberitahu lewat kalam RasulNya, Muhammad SAW bahwa sedekah itu bisa memanjangkan umur.
Saudaraku, marilah kita perbanyak bersedekah.
Mari kita awali sedekah kita ini, dengan membagikan kisah yang bermanfaat ini, baik kepada keluarga, saudara dan handai taulan kita.
Selamat bersedekah dengan tulisan ini, semoga dicatat sebagai ibadah... Aamiin.
Dari Whatsap...
No comments:
Post a Comment