ads

Tuesday, October 29, 2013

Baru kini engkau menangkap rahsia kematian...



 Hiasan

Disurahkan, malaikat maut (Izrail) bersahabat dengan Nabi Ya’kub AS. Suatu ketika Nabi Ya’kub berkata , "Aku menginginkan sesuatu yang harus kamu penuhi".

Jika ajalku telah mampir, beritahu. Malaikat maut memenuhi permintaannya, kemudian mereka berpisah.

Setelah beberapa lama, malaikat maut kembali. "Aku datang untuk mencabut nyawamu". "Lalu, mana ketiga utusanmu? tanya Nabi Ya’kub. "Sudah ku kirim.

Jawab malaikat, Putihnya rambutmu setelah hitamnya, lemahnya tubuhmu setelah kekarnya, dan bungkuknya badanmu setelah tegapnya.

Wahai Ya’kub, itulah utusanku untuk setiap Bani Adam…


Mati sebelum Mati...


Mengenai Kematian, sabda Rasulullah SAW, ‘Matilah sebelum engkau mati:’ “Wahai sahabat, matilah sebelum engkau mati, jika yang paling engkau kehendaki adalah hidup; karena dengan mati seperti itu Idris a.s. menjadi seorang penghuni al-Jannah terlebih dahulu daripada kita semua".

Maulana Jalaluddin Rumi bermadah, Engkau telah banyak menderita, tetapi engkau masih tetap terhijab, karena kematian itu suatu pokok yang mendasar, dan engkau belum mencapainya. Deritamu tidak akan berakhir sampai engkau mati: Engkau tidak dapat menjangkau atap tanpa menyelesaikan tangga panjatan. Walau hanya tersisa dua buah dari seratus anak tangga, Sang pemanjat yang telah keras berjuang tetap saja terhalang dari menjejakkan kaki di atas atap.
Walau jarak hanya kurang satu dari seratus hasta, bagaimanakah caranya air sumur masuk ke dalam timba. Wahai perjalan, tidak akan pernah engkau mengalami kehancuran kapal keberadaan - diri ini, sampai engkau meletakkan pemberat terakhir.

Ketahuilah pemberat terakhir itu sangatlah pokok, ia bagaikan bintang yang menembus, yang muncul pada malam hari: Ia menghancurkan kapal yang penuh ide - jahat dan kesalahan ini.

Kapal bangga diri ini, ketika ia sepenuhnya hancur, menjadi matahari di tengah lengkung biru Al-Jannah. Selama engkau belum mati, deritamu akan terus berkepanjangan: engkau akan dipadamkan manakala fajar merekah, wahai lilin dari Thiraz! Ketahuilah, Matahari dari alam ini tetap tersembunyi sampai bintang-bintang kita tertutup.

Gunakanlah tongkat itu kepada dirimu sendiri: Hancurkanlah cinta-dirimu, karena mata jasmaniah ini bagaikan tersumbat pada pendengaranmu. Engkau tengah menggunakan tongkat itu kepada dirimu sendiri, wahai manusia rendah: Cinta diri ini adalah bayangan dari dirimu sendiri dalam cermin dari tindakan-tindakan Ku.

Engkau telah melihat bayangan dari dirimu sendiri dalam cermin dari bentuk-Ku, dan telah meradang, ingin menempur dirimu sendiri, - Bagaikan singa yang terjun ke dalam sumur; karena menyangka bayangan dirinya sendiri adalah musuhnya.

Tidak diragukan lagi, ketiadaan (adam) adalah lawan dari keberadaan (wujud), maksudnya adalah agar dari lawannya ini, engkau memperoleh sedikit pengetahuan tentang yang sebaliknya.

Pada saat ini tidak ada sarana yang menyebabkan diketahuinya Tuhan, kecuali dengan penyangkalan kebalikan: Dalam kehidupan kini tiada saat yang tanpa jebakan.


Wahai pemilik kesejatian, jika engkau menginginkan ketersingkapan hijab al-Haqq, pilihlah kematian dan robeklah hijab. Bukanlah ini kematian yang kemudian membawamu ke dalam kubur, melainkan suatu kematian berupa transformasi jiwa, sehingga ia akan membawamu ke dalam suatu Cahaya.

Ketika seseorang beranjak dewasa, masa kanak- kanaknya mati; ketika dia tumbuh putih seperti orang Yunani, ia menanggalkan celupan hitamnya yang bagaikan orang Afrika.

Ketika bumi menjadi emas, tiada tertinggal unsur kebumiannya; Ketika sedih menjadi gembira, duri kesedihan tiada tersisa. Karenanya, Sang Mustafa bersabda: “Wahai pencari rahasia-rahasia, jika engkau hendak melihat orang mati yang hidup, Yang berjalan-jalan di atas bumi, seperti orang yang masih hidup, namun dia telah mati dan jiwanya telah pergi ke al-Jannah; Orang yang jiwanya memiliki tempat-tinggal yang tinggi saat ini, ketika ajalnya tiba, tidaklah jiwanya dipindahkan. Karena dia telah dipindahkan sebelum mati: rahasia ini hanya dimengerti dengan mengalami kematian, bukannya dengan menggunakan nalar seseorang; Tetaplah itu sebuah pemindahan, tetapi tidak sama dengan pemindahan jiwa-jiwa dari mereka yang rendah: itu mirip dengan suatu perpindahan dalam hidup ini, dari suatu tempat ke tempat lain.

Jika ada yang ingin melihat seseorang yang telah mati, tapi masih tampak berjalan di bumi, Biarkanlah dia memperhatikan Abu Bakar, sang shalih, yang dengan menjadi seorang saksi yang shiddiq, menjadi Pangeran Kebangkitan. Dalam hidup kebumian kini, tataplah sang shiddiq, sehingga lebih yakin lagi engkau percaya kepada Kebangkitan.

Karena itulah, Muhammad merupakan seratus kebangkitan jiwa, di sini dan kini; sebab terlarutkan dia dalam kematian, dari kehilangan dan keterikatan sementara. Ahmad itu lahir dua-kali di alam ini: dia memanifestasi dalam seratus kebangkitan.

Mereka bertanya kepadanya mengenai Kebangkitan: “Wahai (engkau yang adalah) Sang Kebangkitan, berapa jauhkah jalan menuju Kebangkitan?" Dan sering dia akan berkata, dengan kefasihan bisu: “ Adakah seseorang menanyakan (kepadaku, yang adalah) Sang Kebangkitan, mengenai Kebangkitan?”


Matilah sebelum engkau mati...

Oleh karenanya, Sang Rasul yang membawa kabar-kabar gembira berkata, dengan penuh-makna: “Matilah sebelum engkau mati, wahai jiwa-jiwa mulia, Seperti aku telah mati sebelum mati, dan membawa dari Sana kemasyhuran dan keterkenalan ini. "Sebab itu, jadilah kebangkitan dan, dengan demikian, lihatlah kebangkitan: menjadi kebangkitan adalah syarat yang diperlukan agar dapat melihat segala sesuatu sebagaimana adanya.

Sampai engkau menjadi hal itu, tidaklah akan engkau ketahui dengan sempurna, apakah hal itu terang atau gelap. Jika engkau menjadi ‘ Aql, engkau akan mengetahui ‘ Aql dengan sempurna; jika engkau menjadi Cinta, akan engkau ketahui nyala sumbu Cinta. Akan aku nyatakan dengan jelas bukti dari pernyataan ini, jika ada pengertian yang tepat untuk menerimanya.

Buah ara mudah diperoleh di sekitar sini, jika ada burung pemakan buah ara yang mau bertamu. Semuanya saja, lelaki ataupun perempuan, di seluruh alam, tiada hentinya dalam sekarat, dan tengah mati.

Anggaplah kata-kata mereka sebagai wasiat kepada anaknya, yang disampaikan seorang ayah pada saat seperti itu. Sehingga dengan demikian, semoga tumbuh di hatimu pertimbangan dan belas-kasih, supaya akar kebencian dan kecemburuan dan permusuhan dapat tercabut.


Pandanglah sesamamu dengan cara demikian, sehingga terbakarlah hatimu dengan belas-kasih, bagi sekaratnya. “Semua yang mesti datang, akan datang:” anggaplah dia sudah datang di sini dan kini, anggaplah sahabatmu sedang sekarat dan tengah mati.
Dan jika kehendak-kehendak yang mementingkan diri sendiri menghalangimu dari pandangan seperti ini, buanglah kehendak seperti ini dari dadamu;

Dan jika engkau tidak mampu, janganlah terus berdiam-diri dalam keadaan tidak mampu itu: Ketahuilah bersama dengan setiap ketidak-mampuan terdapat Yang Membuat tidak mampu.

Ketidak-mampuan itu adalah sebuah belenggu: Dia mengikatmu dengannya, engkau harus membuka matamu untuk menatap Dia yang mengikatkan belenggu. Karenanya, bermohonlah dengan rendah hati, katakanlah: “ Wahai Sang Pemandu kehidupan, sebelumnya aku merdeka, dan kini aku terjatuh dalam keterikatan; Gerangan apakah sebabnya? Telah lebih keras dari sebelumnya ku injak-injakan kakiku pada kejahatan, karena Engkaulah Sang Maha Kuasa, dan aku senantiasa berada dalam kerugian.

Selama ini aku tuli kepada seruan-Mu: Seraya mengaku, aku diri seorang penghancur berhala, padahal sesungguhnya aku adalah seorang pembuat berhala. Apakah lebih pantas bagiku merenungkan tentang karya-karya Mu atau tentang kematian? (Tentang kematian): Kematian itu bagaikan musim-gugur, dan Engkau adalah (akar yang merupakan) sumber dari dedaunan.

Telah bertahun lamanya, kematian ini memukul-mukul genderangnya, (tetapi hanya ketika) telah terlambat telingamu tergerak mendengarkan. Dalam kesakitannya (manusia yang lalai) menjerit dari kedalaman jiwanya: “Wahai, aku tengah sekarat!”.

Apakah baru sekarang ini Kematian membuatmu sadar akan kehadirannya?. Tenggorokan kematian serak karena teriakan-teriakannya; Genderangnya robek karena kerasnya pukulan-pukulan yang diterimanya. Tetapi engkau menghancurkan dirimu  sendiri dalam remeh-temeh: Baru kini engkau menangkap rahsia kematian.


Ayat - Ayat Kematian Dalam Al Qur'an

Beberapa ayat dalam Al Quran tentang kematian. Sungguh berulang kali Allah mengingatkan kita akan satu kepastian ini.
 
1. Al Baqarah:

019. atau seperti (orang-orang yang ditimpa) hujan lebat dari langit disertai gelap gulita, guruh dan kilat; mereka menyumbat telinganya dengan anak jarinya, karena (mendengar suara) petir, sebab takut akan mati. Dan Allah meliputi orang-orang yang kafir.

028. Mengapa kamu kafir kepada Allah, padahal kamu tadinya mati, lalu Allah menghidupkan kamu, kemudian kamu dimatikan dan dihidupkan-Nya kembali, kemudian kepada-Nya-lah kamu dikembalikan?

094. Katakanlah: "Jika kamu (menganggap bahwa) kampung akhirat (surga) itu khusus untukmu di sisi Allah, bukan untuk orang lain, maka inginilah kematian (mu), jika kamu memang benar.
 
095. Dan sekali-kali mereka tidak akan mengingini kematian itu selama-lamanya, karena kesalahan-kesalahan yang telah diperbuat oleh tangan mereka (sendiri). Dan Allah Maha Mengetahui siapa orang-orang yang aniaya.

132. Dan Ibrahim telah mewasiatkan ucapan itu kepada anak-anaknya, demikian pula Ya`qub. (Ibrahim berkata): "Hai anak-anakku! Sesungguhnya Allah telah memilih agama ini bagimu, maka janganlah kamu mati kecuali dalam memeluk agama Islam".
161. Sesungguhnya orang-orang kafir dan mereka mati dalam keadaan kafir, mereka itu mendapat la`nat Allah, para malaikat dan manusia seluruhnya.

180. Diwajibkan atas kamu, apabila seorang di antara kamu kedatangan (tanda-tanda) maut, jika ia meninggalkan harta yang banyak, berwasiat untuk ibu-bapa dan karib kerabatnya secara ma`ruf, (ini adalah) kewajiban atas orang-orang yang bertakwa.

243. Apakah kamu tidak memperhatikan orang-orang yang keluar dari kampung halaman mereka, sedang mereka beribu-ribu (jumlahnya) karena takut mati; maka Allah berfirman kepada mereka: "Matilah kamu", kemudian Allah menghidupkan mereka. Sesungguhnya Allah mempunyai karunia terhadap manusia tetapi kebanyakan manusia tidak bersyukur.
 
2. Ali Imran:

102. Hai orang-orang yang beriman, bertakwalah kepada Allah sebenar-benar takwa kepada-Nya; dan janganlah sekali-kali kamu mati melainkan dalam keadaan beragama Islam.

145. Sesuatu yang bernyawa tidak akan mati melainkan dengan izin Allah, sebagai ketetapan yang telah ditentukan waktunya. Barangsiapa menghendaki pahala dunia, niscaya Kami berikan kepadanya pahala dunia itu, dan barangsiapa menghendaki pahala akhirat, Kami berikan (pula) kepadanya pahala akhirat. Dan Kami akan memberi balasan kepada orang-orang yang bersyukur.

168. Orang-orang yang mengatakan kepada saudara-saudaranya dan mereka tidak turut pergi berperang: "Sekiranya mereka mengikuti kita, tentulah mereka tidak terbunuh". Katakanlah: "Tolaklah kematian itu dari dirimu, jika kamu orang-orang yang benar."

185. Tiap-tiap yang berjiwa akan merasakan mati. Dan sesungguhnya pada hari kiamat sajalah disempurnakan pahalamu. Barangsiapa dijauhkan dari neraka dan dimasukkan ke dalam surga, maka sungguh ia telah beruntung. Kehidupan dunia itu tidak lain hanyalah kesenangan yang memperdayakan.


3. An Nisaa:

078. Di mana saja kamu berada, kematian akan mendapatkan kamu, kendatipun kamu di dalam benteng yang tinggi lagi kokoh, dan jika mereka memperoleh kebaikan, mereka mengatakan: "Ini adalah dari sisi Allah", dan kalau mereka ditimpa sesuatu bencana mereka mengatakan: "Ini (datangnya) dari sisi kamu (Muhammad)". Katakanlah: "Semuanya (datang) dari sisi Allah". Maka mengapa orang-orang itu (orang munafik) hampir-hampir tidak memahami pembicaraan sedikitpun?
 
4. Al An’aam:

002. Dialah Yang menciptakan kamu dari tanah, sesudah itu ditentukannya ajal (kematianmu), dan ada lagi suatu ajal yang ditentukan (untuk berbangkit) yang ada pada sisi-Nya (yang Dia sendirilah mengetahuinya), kemudian kamu masih ragu-ragu (tentang berbangkit itu).

122. Dan apakah orang yang sudah mati kemudian dia Kami hidupkan dan Kami berikan kepadanya cahaya yang terang, yang dengan cahaya itu dia dapat berjalan di tengah-tengah masyarakat manusia, serupa dengan orang yang keadaannya berada dalam gelap gulita yang sekali-kali tidak dapat keluar daripadanya? Demikianlah Kami jadikan orang yang kafir itu memandang baik apa yang telah mereka kerjakan.

061. Dan Dialah yang mempunyai kekuasaan tertinggi di atas semua hamba-Nya, dan diutus-Nya kepadamu malaikat-malaikat penjaga, sehingga apabila datang kematian kepada salah seorang di antara kamu, ia diwafatkan oleh malaikat-malaikat Kami, dan malaikat-malaikat Kami itu tidak melalaikan kewajibannya.

093. Dan siapakah yang lebih zalim daripada orang yang membuat kedustaan terhadap Allah atau yang berkata: "Telah diwahyukan kepada saya", padahal tidak ada diwahyukan sesuatupun kepadanya, dan orang yang berkata: "Saya akan menurunkan seperti apa yang diturunkan Allah". Alangkah dahsyatnya sekiranya kamu melihat di waktu orang-orang yang zalim (berada) dalam tekanan-tekanan sakratul maut, sedang para malaikat memukul dengan tangannya, (sambil berkata): "Keluarkanlah nyawamu". Di hari ini kamu dibalas dengan siksaan yang sangat menghinakan, karena kamu selalu mengatakan terhadap Allah (perkataan) yang tidak benar dan (karena) kamu selalu menyombongkan diri terhadap ayat-ayat-Nya.
 
5. Al Mu’minuun:

099. (Demikianlah keadaan orang-orang kafir itu), hingga apabila datang kematian kepada seseorang dari mereka, dia berkata: "Ya Tuhanku kembalikanlah aku (ke dunia),

100. agar aku berbuat amal yang saleh terhadap yang telah aku tinggalkan. Sekali-kali tidak. Sesungguhnya itu adalah perkataan yang diucapkannya saja. Dan di hadapan mereka ada dinding sampai hari mereka dibangkitkan.
 
6. Al Ahzaab:

016. Katakanlah: "Lari itu sekali-kali tidaklah berguna bagimu, jika kamu melarikan diri dari kematian atau pembunuhan, dan jika (kamu terhindar dari kematian) kamu tidak juga akan mengecap kesenangan kecuali sebentar saja".
 
7. Ad Dukhaan:

034. Sesungguhnya mereka (kaum musyrik) itu benar-benar berkata,

035. "tidak ada kematian selain kematian di dunia ini. Dan kami sekali-kali tidak akan dibangkitkan,
 
8. Al Waaqi’ah:

060. Kami telah menentukan kematian di antara kamu dan Kami sekali-kali, tidak dapat dikalahkan,
 
9. Al Jumu’ah:

007. Mereka tiada akan mengharapkan kematian itu selama-lamanya disebabkan kejahatan yang telah mereka perbuat dengan tangan mereka sendiri. Dan Allah Maha Mengetahui akan orang-orang yang zalim.

008. Katakanlah: "Sesungguhnya kematian yang kamu lari daripadanya, maka sesungguhnya kematian itu akan menemui kamu, kemudian kamu akan dikembalikan kepada (Allah), yang mengetahui yang ghaib dan yang nyata, lalu Dia beritakan kepadamu apa yang telah kamu kerjakan".
 
10. Al Munaafiquun:

010. Dan belanjakanlah sebagian dari apa yang telah Kami berikan kepadamu sebelum datang kematian kepada salah seorang di antara kamu; lalu ia berkata: "Ya Tuhanku, mengapa Engkau tidak menangguhkan (kematian) ku sampai waktu yang dekat, yang menyebabkan aku dapat bersedekah dan aku termasuk orang-orang yang saleh?"

011. Dan Allah sekali-kali tidak akan menangguhkan (kematian) seseorang apabila datang waktu kematiannya. Dan Allah Maha Mengetahui apa yang kamu kerjakan.
 
11. Al Haaqqah:

027. Wahai kiranya kematian itulah yang menyelesaikan segala sesuatu.
 
12. Yunus:

049. Katakanlah: "Aku tidak berkuasa mendatangkan kemudharatan dan tidak (pula) kemanfa`atan kepada diriku, melainkan apa yang dikehendaki Allah." Tiap-tiap umat mempunyai ajal. Apabila telah datang ajal mereka, maka mereka tidak dapat mengundurkannya barang sesaatpun dan tidak (pula) mendahulukan (nya).
 
13. Al Hijr:

099. dan sembahlah Tuhanmu sampai datang kepadamu yang diyakini (ajal).
 
14. As Sajdah:

011. Katakanlah: "Malaikat maut yang diserahi untuk (mencabut nyawa) mu akan mematikan kamu; kemudian hanya kepada Tuhanmulah kamu akan dikembalikan.
 
15. Muhammad:

020. Dan orang-orang yang beriman berkata: "Mengapa tiada diturunkan suatu surat?" Maka apabila diturunkan suatu surat yang jelas maksudnya dan disebutkan di dalamnya (perintah) perang, kamu lihat orang-orang yang ada penyakit di dalam hatinya memandang kepadamu seperti pandangan orang yang pingsan karena takut mati, dan kecelakaanlah bagi mereka.

027. Bagaimanakah (keadaan mereka) apabila malaikat (maut) mencabut nyawa mereka seraya memukul muka mereka dan punggung mereka?

16. Al Anbiyaa’:

034. Kami tidak menjadikan hidup abadi bagi seorang manusiapun sebelum kamu (Muhammad), maka jikalau kamu mati, apakah mereka akan kekal?

035. Tiap-tiap yang berjiwa akan merasakan mati. Kami akan menguji kamu dengan keburukan dan kebaikan sebagai cobaan (yang sebenar-benarnya). Dan hanya kepada Kamilah kamu dikembalikan.
 
17. Al Mu’minuun:

015. Kemudian, sesudah itu, sesungguhnya kamu sekalian benar-benar akan mati.
 
18. Al Ankabuut:

057. Tiap-tiap yang berjiwa akan merasakan mati. Kemudian hanyalah kepada Kami kamu dikembalikan.
 
19. Luqman:

034. Sesungguhnya Allah, hanya pada sisi-Nya sajalah pengetahuan tentang Hari Kiamat; dan Dia-lah Yang menurunkan hujan, dan mengetahui apa yang ada dalam rahim. Dan tiada seorangpun yang dapat mengetahui (dengan pasti) apa yang akan diusahakannya besok. Dan tiada seorangpun yang dapat mengetahui di bumi mana dia akan mati. Sesungguhnya Allah Maha Mengetahui lagi Maha Mengenal.
 
20. Az Zumar:

030. Sesungguhnya kamu akan mati dan sesungguhnya mereka akan mati (pula).

042. Allah memegang jiwa (orang) ketika matinya dan (memegang) jiwa (orang) yang belum mati di waktu tidurnya; maka Dia tahanlah jiwa (orang) yang telah Dia tetapkan kematiannya dan Dia melepaskan jiwa yang lain sampai waktu yang ditentukan. Sesungguhnya pada yang demikian itu terdapat tanda-tanda kekuasaan Allah bagi kaum yang berfikir.



WhatsApp dari John Alaziz Oktober 2013

...................................

Sila rujuk:
http://sheikhmustafakamal.blogspot.com/2013/03/a-okay-hj-baks.html
http://www.angelfire.com/journal/suluk/index.html
http://www.spiritualresearchfoundation.org/indonesian/spiritualresearch/spiritualscience/afterdeath
http://majalah-assunnah.com/index.php/kajian/tazkiyatun-nufus/337-kematian-lebih-baik-bagi-orang-mukmin
https://sites.google.com/site/nabirosul/sejarah-hidup-nabi-idris-as-rosul-alloh

No comments: