ads

Tuesday, December 19, 2017

Bisakah Manusia Mengubah Takdir?.

Saya  lebih melihat bahwa takdir itu adalah ketentuan Allah. Dan ketentuan itu tidak akan mengalami perubahan ataupun kalaupun berubah, maka manusia “ditakdirkan” untuk tidak mampu mengamati perubahan dari takdir itu sendiri.




Allah berfirman :

QS 48. Al Fath 23. Sebagai suatu sunnatullah yang telah berlaku sejak dahulu, kamu sekali-kali tiada akan menemukan perubahan bagi sunnatullah itu.

Firman ini menegaskan bahwa kita tidak akan dapat menemukan perubahan (melalui pengamatan) bahwa takdir mengalami perubahan. Jadi apa saja yang kita akan jalani dalam kehidupan, termasuk mimpi-mimpi sekalipun berada dalam arena yang telah ditetapkan.  Kemanapun kita melakukan pilihan melangkah, termasuk menghindari terantuk dari batu, atau memilih makanan pedas atau asin, semua adalah pilihan dari takdir.  Jadi kemanapun kita berjalan, kita akan memenuhi takdir kita!.


Jadi, bisakah manusia mengubah takdir?.

Pertanyaan yang aneh?.
Di sini kita menangkap dua pengertian terhadap takdir dalam  masyarakat :
Pertama : Takdir sebagai suatu ketentuan yang tidak mengalami perubahan dan telah berlaku sejak dahulu, seperti disampaikan ayat di atas. Dalam pemahaman ini, tentunya bekerja aksi-reaksi, hukum-hukum alam atau hukum fisika yang diberlakukan sejak penciptaan pertama terhadap hukum-hukum alam semesta.

Kedua: Takdir sebagai prosesi kejadian – Yang terjadi pada manusia.  Ketika manusia berada pada posisi beruntung, entah mendapat jodoh atau diterima untuk bekerja, maka yang bersangkutan mencapai suatu posisi dari pilihan takdirnya.

Kembali ke pertanyaan awal : Dapatkah manusia mengubah takdir?.
Pertanyaan ini sulit juga ya dijawabnya.  Kok ditanya lagi !, bukankah kita “tidak akan” mampu melihat perubahan takdir.  Tapi, jelas pula bahwa Allah juga tidak menyebutkan bahwa takdir itu tidak akan berubah, takdir bisa berubah, namun manusia tidak mampu menemukan perubahannya.  Kalau begitu, bagaimana manusia tahu bahwa telah terjadi perubahan takdir!.


Bisakah mengubah  takdir?.
Banyak orang malas yang menjadikan takdir sebagai dalih atas kemalasannya. Padahal, takdir itu bisa diubah. ‘Memang, tidak semua takdir bisa diubah’. Misalnya, jika kita ditakdirkan sebagai seorang laki-laki, tidak bisa diubah menjadi seorang perempuan (walaupun ada yang merubah dari laki-laki jadi perempuan ini bukan merubah takdir tapi mendustai takdir).

Lalu bagaimana cara kita mengubah takdir?
Cara yang benar dan tepat, tentu saja harus bersumber dari Pembuat takdir yang tiada lain Allah SWT melalui Al Quran dan Hadits Nabi saw.
Bagi Anda yang belum tahu, bahwa takdir bisa diubah, silakan semak hadist berikut:
Hadits dari Imam Turmudzi dan Hakim, diriwayatkan dari Abdullah bin Umar, bahwa Nabi SAW Bersabda:

“Barangsiapa hatinya terbuka untuk berdo’a, maka pintu-pintu rahmat akan dibukakan untuknya. Tidak ada permohonan yang lebih disenangi oleh Allah daripada permohonan orang yang meminta keselamatan. Sesungguhnya do’a bermanfa’at bagi sesuatu yang sedang terjadi dan yang belum terjadi. Dan tidak ada yang bisa menolak taqdir kecuali do’a, maka berpeganglah wahai hamba Allah pada do’a”. 

(HR Turmudzi dan Hakim).


........................................




Merubah Takdir...

SUATU hari, Malaikat Maut mendatangi Nabiyallah Ibrahim, lalu bertanya:

Malaikat
Siapa anak muda yg tadi mendatangimu wahai Ibrahim?.

Nabi Ibrahim :
Itu tadi sahabatku dan sekaligus muridku.

Malaikat
Ada apa dia datang menemuimu..?

Nabi Ibrahim 
Dia ingin menyampaikan akan menikah besok pagi.

Malaikat
Wahai Ibrahim, sayang sekali, umur anak itu tidak akan sampai besok pagi. Habis berkata seperti itu, Malaikat Maut pun pergi meninggalkan Nabiyallah Ibrahim. Hampir saja Nabiyallah Ibrahim tergerak untuk memberitahu anak muda tersebut, guna menyegerakan pernikahannya malam ini, dan memberitahu tentang kematiannya. Tapi langkahnya terhenti. Nabiyallah Ibrahim memilih kematian tetap menjadi rahasia Allah.

Esok paginya, Nabiyallah Ibrahim ternyata melihat dan menyaksikan anak muda melangsungkan perkahwinannya.

Hari pun berganti, minggu berganti, bulan berganti dan tahun pun berganti tahun, Nabiyallah Ibrahim malah melihat anak muda ini panjang umurnya hingga usia anak muda ini 70 tahun.

Nabiyallah Ibrahim pun bertanya kepada Malaikat Maut, kenapa berbohong tempo hari menyampaikan jika anak muda itu akan mati besok pagi, ternyata tidak mati, bahkan umurnya panjang.


Malaikat Maut 
Dirinya memang akan mencabut nyawa anak muda tersebut, karena Allah menahannya, dan kenapa Allah SWT menahan tanganku untuk tidak mencabut nyawa anak muda itu (dulu)?.

Ketahuilah wahai Ibrahim, bahwa di malam menjelang pernikahannya, anak muda tersebut menyedekahkan separuh dari kekayaannya. Dan inilah yang membuat Allah memutuskan untuk memanjangkan umur anak muda tersebut, hingga engkau masih melihatnya hidup.

Kematian memang di tangan Allah SWT, justru itu, memajukan dan memundurkan kematian adalah hak Allah. Dan Allah memberitahu lewat kalam RasulNya, Muhammad SAW bahwa sedekah itu bisa memanjangkan umur.

Saudaraku, marilah kita perbanyak bersedekah.

Mari kita awali sedekah kita ini, dengan membagikan kisah yang bermanfaat ini, baik kepada keluarga, saudara dan handai taulan kita. 




Selamat bersedekah dengan tulisan ini, semoga dicatat sebagai ibadah... Aamiin.


Dari Whatsap...



Thursday, November 23, 2017

Mereloh = TEMERLOH



Sejarah awal Pekan Sehari 
di Temerloh



Pekan Sari Tradisional 
Gambar dibawah diambil sekitar tahun 1942.
Matawang sendiri dinamakan Nukud Semantan telah digunakan


Boat penumpang menjadi pengangkutan utama sekitar 1942 hingga awal 1970an.




Setelah penempatan baru dibuka seberang Kuala Sungai Semantan oleh Panglima Bagus dari Perak yang berkahwin dengan anak perempuan keturunan Tuk Suji Bilang, dari semasa kesemasa semakin ramai peniaga sama ada penduduk tempatan atau peniaga luar yang menggunakan Sungai Pahang. Ini menjadikan tebing Sungai Semantan (Temerloh Explande) sebagai tempat pertukaran barangan (berniaga). 

Dipercayai aktiviti ini bermula sekitar awal tahun 1800an dengan ketibaan Orang Kampar yang terkenal sebagai peniaga yang gigih. Kemajuan perniagaan dan sambutan penduduk di sekitarnya menjadikan Pekan Sari di Temerloh semakin maju dan terkenal. Matawang sendiri dinamakan Nukud Semantan telah digunakan dan dikuatkuasakan. 

Begitulah sejarah awal pekan sehari Temerloh yg kini dipercayai telah berusia lebih 250 tahun. 


Kredit gambar: Izmal Karim
Kredit info: Temerloh koi
#ciksuekoreagojes



............................................

Mereloh sekarang...


Gambar ketika banjir tahun 2016.



Suasana Pekan Sari ketika ini...





SEJARAH TEMERLOH

Daerah Temerloh, sebelum ketibaan peneroka dari luar merupakan kawasan yang di diami oleh kelompok- kelompok Orang Asli dengan beberapa penempatan kaum asal ini masih wujud sehingga kini. Sekitar tahun 1620an, adalah dipercayai kumpulan keluarga bangsawan dan penduduk dari Kerajaan Acheh yang sedang menakluk Negeri Pahang telah meneroka kawasan di pinggir Hulu Sungai Pahang. Beberapa penempatan baru telah dibuka oleh kumpulan masyarakat Minangkabau ini seperti Chenor, Kuala Bera, Kuala Triang, Kg Mengkarak dan Lebak. 
     Apabila kelompok pendakwah dan peneroka ini tiba di sebatang muara anak sungai yang didiamai oleh Orang Asli, mereka telah melihat terdapat kumpulan Orang Asli yang leka tidur di tebing muara anak sungai tersebut. Tidur dalam istilah tempatan di sebut 'MERELOH'  dan mengambil kejadian tersebut, kumpulan peneroka berkenaan menamakan anak sungai tersebut dan kawasan penempatan baru di sekitarnya sebagai MERELOH. Kumpulan peneroka ini seterusnya membuka penempatan baru di sekitar Kuala Sungai Semantan sekarang.
        Peneroka dan pembukaan penempatan di Kuala Sungai Semantan oleh masyarakat Minangkabau ini telah menarik minat lebih ramai masyarakat lain datang. Selain bermastautin, masyarakat juga telah membuka pusat pengajian Agama Islam dan pusat peniagaan yang penting di Kuala Sungai Semantan. Adalah dipercayai, selain dari penduduk sekitar, peniaga dari Ulu Pahang, Kelantan, Raub, Bentong serta dari penempatan- penempatan hilir Sungai pahang telah menjadikan Kuala Sungai Semantan sebagai pusat perniagaan yang penting. Rentetan dari itu, adalah dipercayai sebutan TEMERLOH mula digunakan oleh peniaga dan penduduk yang merujuk kepada sebutan MERELOH.
                 Perkembangan penempatan dan pusat perniagaan di TEMERLOH semakin berkembang dengan ketibaan lebih ramai penduduk di sekitar Nusantara. Adalah dipercayai urusan perniagaan ketika itu telah menggunakan matawang tempatan sendiri yang di beri nama NUKUD SEMANTAN. Kemajuan penempatan ini juga dipengaruhi oleh kemakmuran dan struktur pemerintahan beraja yang diamalkan di Negeri Pahang. Jawatan-jawatan pemimpin masyarakat seperti Orang Kaya Indera Segara Temerloh, Orang Kaya Berlapan, Orang Kaya Enam Belas dan Penghulu adalah wakil kepada institusi pemerintahan Beraja di sekitar Temerloh. Peneroka penempatan telah dilakukan oleh penduduk dengan membuka penempatan baru di sepanjang Sungai Semantan seperti di Songsang, Pasir Rawa, Lubuk Terua sehingga ke sempadan Bentong. Manakala penempatan baru di Sepanjang Sungai Pahang seperti Kg Bangau, Kg Sanggang, Kg Berhala Gantang, Kg Gunung Senyum, Kuala Krau sehingga ke Lubuk Perlang.
                   Ketibaan Inggeris di Negeri Pahang telah mengubah lanskap penempatan dan kemajuan Daerah Temerloh. Melalui sistem pentadbiran Residen Inggeris dan penggunaan Sistem Torrens dalam pentadbiran tanah, daerah Temerloh telah diwartakan dan Pentadbiran Daerah dan Tanah dipecah mengikut Mukim-Mukim. Walaupun pihak Inggeris mendapat tentangan dari masyarakat tempatan namun Sistem Pentadbiran yang diperkenalkan oleh mereka bertambah dan terus digunakan sehingga sekarang.

https://akuanakpahang.blogspot.my/2015/02/senarai-pasar-malam-pekan-sehari-dan.html

.............................

Sejarah Temerloh dan Kuala Semantan sejak awal abad ke-15


Mengikut kajian sejarah; sejarah politik Pahang bermula sejak 1880-1935 iaitu perkembangan politik utama di Pahang sejak pemerintahan salah seorang pemerintahnya yang terkenal iaitu Wan Ahmad. Menurut Prof Dr Aruna Gopinath dari Jabatan Sejarah Universiti Malaya, Kuala Lumpur pengkajian ini penting.

Dahulu, negeri Pahang adalaha sebahagian daripada Empayar Johor-Riau-Lingga yang kemudiannya secara beransur-ansur telah membabaskan diri dan membentuk sebuah kuasa politik yang bebas di bawah pemerintahan Bendahara.

Menurut kajian, seperti negeri-negeri yang lain di Semenanjung Tanah Melayu, sejarah Pahang telah dirumitkan dengan kelemahan dalaman yang membuka jalan kepada penyusupan masuk kuasa-kuasa luar.

Pahang sebenarnya telah wujud sebelum atau sama Kerajaan Awal di Asia Tenggara iaitu sama dengan Kerajaan Champa, Kerajaan Chih Tu, Kerajaan Srivijaya, Kerajaan Kedah Tua dan Kerajaan Majapahit. Walau bagaimanapun, tiada penulisan sejarah hanya buktinya sahaja yang terdapat di Tasik Cini yang belum dibongkarkan.

Sungai Pahang telah wujud lama dan menjadi perhubungan utama penduduk di persisirnya. Kegiatan ekonomi dan pertanian dijalankan terletak di kawasan tanah subur, di lembangan sungai dan di kawasan pedalaman.

Sejak dahulu, rotan, kayu gaharu, damar, dan hasil-hasil pertanian menjadi sumber ekonomi Pahang. Dari Hulu Tembeling, ke Jerantut dan singgah di Kuala Semantan merupakan kawasan perdagangan yang utama sejak abad ke-15 lagi. Buktinya Perahu Kajang iaitu perahu yang beratapkan kajang menjadi pengangkutan utama ke Kuala Semantan.

Kuala Semantan mendapat nama daripada “Seman” dan “Tan” dua sahabat yang tinggal di tebing Sungai Pahang iaitu di Kuala Semantan yang  sering membawa hasil hutan seperti buah-buahan, damar, kayu gaharu, rotan dan hasil getah.

Nama Kuala Semantan diambil sempena nama Seman dan Tan dan dikenali ramai oleh penduduk sekitar seperti dari Kampung Songsang, Kampung Mambang Berulang, dan Pasir Rawa (kini Mentakab). Mereka ini mungkin orang Rawo atau Rawa yang berdagang di Kuala Semantan.

Sementara nama Temerloh pula diambil sempena peristiwa seorang pengayuh perahu kajang yang tertidur apabila tuannya singgah di Kuala Semantan untuk menjual hasil-hasil pertanian dan hasil hutan di Kuala Semantan. Disebabkan terlalu letih dia “temerloh” yang bermaksud tertidur sebentar. Begitulah seperti yang diceritakan oleh para pencerita dan sejarawan seperti Allahyarham Datuk Zakaria Hitam.

Diceritakan juga sebelum dan selepas 1885, Orang Kaya Indera Segara dari Temerloh berkuasa dari Sungai Triang sehingga sempadan Rembau dan Selangor. Di daerah Hulu Pahang iaitu Orang Kaya Semantan amat dihormati oleh orang Melayu di situ dan mendapat layanan yang sesuai dan berpatutan sebagai seorang bangsawan.

Orang Kaya Semantan dikatakan pernah ditawarkan untuk menerima wang sebanyak $840 setahun dan elaun dalam lingkungan $120 hingga $240 kepada penghulu-penghulu. Usaha jahat pihak penjajah Inggeris ini mendapat tentangan daripada Orang Kaya Semantan itu Datuk Bahaman yang mengetahui muslihat untuk menjajah Pahang.

Penjajah Inggeris melihat Pahang banyak mempunyai hasil hutan dan hasil-hasil lain yang boleh mengayakan mereka. Di Pahang juga pada masa itu terdapat 24 buah lombong emas dan timah yang menjadi idaman pihak British.

Statistik menunjukkan bahawa pada tahun 1892 di Temerloh sahaja terdapat 14,592 kaum terdiri daripada Melayu, 7 Eropah, 13 India, 7 Jawa, 80 Arab, 256 Bugis,  1 Singhala, 36 Bangali, 256 Cina berjumlah 15, 247 orang yang membuktikan bahawa kawasan Kuala Semantan dan Temerloh menjadi pusat perdagangan penting khususnya di kawasan Pekan Sehari Temerloh sekarang.

Bagi melengkapkan kajian dan sejarah tentang Kuala Semantan dan Temerloh ini suatu kajian ilmiah berdasarkan sejarah haruslah dilakukan bagi tatapan generasi akan datang. Semoga tulisan dan kajian ringkas ini membuka pandangan Persatuan Sejarah Pahang untuk mengkaji tentang penulisan semula berdasarkan sumber pertama, sumber lisan dan sumber bertulis bagi Sejarah Pahang.


Sejarah Temerloh dan Kuala Semantan sejak awal abad ke-15.
OLEH DR AMINUDIN MANSOR

Penulis berkelulusan PhD Persuratan Melayu, UKM.




Tuesday, November 14, 2017

Sabtu kelabu di Bali...



"Roh jahat akan hapus dan muncul roh baik akhirnya, itulah hakikat kehidupan". Menyaksikan tarian tradisi Bali, Tarian Barong. Seribu wajah jahat muncul di pentas menentang kebaikan. Mempekosa anak raja dan menporak-porandakan kerajaan. Akhir hikayat muncul raja monyet menyelamatkan negeri itu. Aman makmurlah negeri itu untuk jangka masa panjang. Itulah secebis kisah drama tarian Barong yang tersohor...

Setahun berlalu, Bali mula bernafas, sektor pariwisata telah mula sibok. Pelancong mula mendarat kerana hotel-hotel penginapan menurunkan harga paras pinggang. Pelancong-pelancong wanita mulai ramai berbogel dada macam ikan buntang di pantai Kuta.





"Dia bukan membunuh 202 nyawa tapi berjuta nyawa di Bali..." komen seorang pemandu teksi semasa pulang dari Planet Hollywood jam 12 malam ke hotel Intan Bali di Seminyak tentang tragedi pengeboman di Paddy Irish Pub dan Sari Club pada Oktober 12, 2002 yang meragut nyawa lebih 200 orang. Kuta - Graund Zero Asia Tenggara menangis dengan tragedi kemanusiaan dikenali dengan "Sabtu Kelabu". Apa tidaknya mata pencarian penduduk Bali adalah bergantong penuh pada pelancongan. Bali yang merana, menimpa hampir keseluruhan nadi kehidupan mereka. Pantai Kuta terus-terusan sepi. Pelancong datang dan pelancong pergi. Dianggarkan 1.6 juta pelancong datang ke Bali sebelum tragidi itu. Kini Bali menangis...


Tugu Pengingatan mangsa pengeboman 2002


Bali diketemukan oleh orang Belanda sekitar tahun 1579 untuk mencari rempah-rempah. Mereka tidak menemukan rempah-ratus tetapi sebuah kehidupan dengan kebudayaan yang menurut mereka sangat unik dan tidak pernah dijumpai di tempat lain. Alamnya sangat indah dan mempunyai tarikan tersendiri. Kini penduduk Bali dianggarkan 3 juta orang.



"Bali bukanlah pulau yang cantik tapi ada sesuatu di sana, sukar untuk menterjemahkannya... 


Tahun1970-an pendapatan ber kapita Bali begitu tinggi sehingga kepercayaan dunia luar terhadap Bali begitu besar. Pelabor, pelancong dan kegiatan ekonomi tumbuh subur. Bali begitu aman sehinggakan angka jenayah sangat rendah. Sebenarnya modal kejujuran masyarakat Bali merupakan modal penting. Ini diakui oleh dunia luar. Bali akan kembali diminati sedikit masa lagi.

Binaan dinding taman atau pintu gerbang taman Bali mula diperkenalkan oleh Peter Muller, akitek Australia tahun 1972 pada mulanya bertujuan membina bilik air taman di villa di Bali. motif pada dinding pintu gerbang diolah dari pengamatan kuil-kuil lama atau efek-efek dramatik Hindu. Pulau Bali dipopularkan oleh pelancong asing sekitar tahun 1930an. Ba li bererti upacara atau sacrifice (suku kaum membuat pengorbanan kepada tuhan-tuhan mereka). Penduduknya 95% adalah Hindu-Bali. Pulau ini dipanggil Pulau Surga atau Pulau Dewata Raya dan macam-macam lagi.

Hinke dan Walter Zieck pasangan dari Belanda yang hampir 15 tahun tinggal di Bali berkata. "Seperti kanak-kanak kecil, saya banyak membaca tentang Bali", ujar Hinke. Saya menghayalkan Bali, senyumannya, suara alamnya, bila tiba di sana. saya menjumpainya...". "Bali bukanlah pulau yang cantik tapi ada sesuatu di sana, sukar untuk menterjemahkannya... itulah istimewanya Bali".


Para pelancong dinasihatkan membeli lukisan-lukisan ini di pinggir Pasar Seni Guwang, Sukawati. Ianya agak murah dan boleh tawar-menawar sesuka hati.



Orang-orang Bali sangat menaruh perhatian pada lukisan. Kedatangan orang barat seperti Walter Spies, Arie Smith dan Rudolf Bonnet benar-benar menambah keahlian seniman-seniman pelukis Bali dari segi anatomi dan teknik pewarnaan. Mereka telah mempengaruh dan mengembangkan seni Bali jauh ke dapan. Bugil dada atau mendedahkan dada keseluruhan adalah seni lukisan Bali. Wanita berbogel dada selalunya mengenakan kain batik paras pinggang duduk atau berdiri secara esotika, cukup cantik dan menghayalkan. Lukisan Bali bermutu tinggi dan sangat rugi jika tidak membelinya. Para pelancong dinasihatkan membeli lukisan-lukisan ini di pinggir Pasar Seni Guwang, Sukawati. Ianya agak murah dan boleh tawar-menawar sesuka hati.




Di Bali ramai yang berkemahiran seperti pelukis, perekabentuk batu dan hasil seni. Seorang pelancong dari Malaysia berkata kalau sebatang pokok kelapa itu diberi kepada orang Bali, dia tahu menghasilan dari objek seni. Dari lidinya, pelepah, batang dan sebagainya. Contohnya dari lidi-lidi kelapa, mereka mengumpulkannya bukan untuk membuat penyapu lantai tetapi mengikat dan mewarnakannya. Di tengah pangkai lidi itu di letakkan mentol lampu dan diikat manakala di hujung lidi-lidi itu dibuat ikatan kecil. Jadilah sebuah lampu seni Bali boleh digantong atau diletakkan di pinggir bilik.



Ketika menaiki bas melalui pendalaman kita akan menikmati pemandangan yang berubah-ubah dan sangat berbeza dari tempat lain. Misalnya para petani dengan kerbaunya berkerja di sawah yang hijau cemerlang di pinggir-pingir bukit. Ada desa kecil dengan warong-warong di tepi jalan yang menjual apa saja. Cenderahati-cenderahati di gantong di luar setiap kedai-kedai atau rumah, menunggu dan mencuri mata pelancong. Pemuda-pemuda Bali asyek bersabong ayam sambil mempertaruhkan wang. Kaum wanita berjalan berbaris di tepi jalan menjunjung sesuatu untuk upacara adat. Penjual buah-buahan tempatan seperti buah salak tidak kurang kalau di musimnya. Di tepi jalan sepi di mana monyet-monyet kelihatan penuh rasa ingin tahu, sambil menjilat-jilat tubuh mereka sendiri dan melompat-lompat



Pada masa lalu, sekitar =-1920an, sering dijumpai wanita Bali cantik tanpa penutup dada, mencuci dan mandi di sungai di Bali. Suasana seperti ini sering menjadi alasan para seniman asing menetap di Bali. Wanita Bali dikatakan telah menjadi daya penarik. bahkan pada masa ini, kalau kita bertuah kita akan bertemu wanita-wanita Bali tanpa penutup dada di desa-desa Bali yang jauh dari kota. Bahkan kita mungkin dapat menyaksikan wanita-wanita bogel mandi di sungai.

Night Live di Bali memang hebat, malam tiada penyudahnya. Kalau anda bersiar-siar di Pekan Kuta bersama pasangan terasa muda 10 tahun. Suatu yang dapat diambil dan dibawa ke Bangsar atau Hartamas ialah Restoren 24 jamnya. Mereka menyediakan banyak TV dan banyak siaran langsung sukan-sukan dunia. Sesiapa yang berminat dengan American Football disediakan satu sudut lengkap begitu juga dengan raqbi, bolasepak dan sebagainya. Pelanggan nampak relax dengan sukan masing-masing dan sambil minum-minum mereka bersembang-sembang tenang sesekali kedengaran jeritan gembira.



Meninggalkan kenangan di Pantai Kuta.


Minum pagi di hotel diselangi muzik gamelan Bali cukup mengasikkan. Sesekali kedengaran ombak memukul pantai dengan kuatnya. Para penjual cenderahati kecil-kecilan berebut pembeli di tepian pantai. "Murah Pak, murah Pak, sila ambil..." teriak penjual-penjual itu. Pelancong dari barat mula berjemur dan kaum wanitanya mula berbogel dada mencari cahaya matahari yang sangat dicemburuinya.




"Kerjaku memang suka berjanji, di sana berjanji di sini berjanji tapi tunai belum tentu". "Kalau sudah berkahwin tentu punah segala..." Kata Ardy, pemandu pelancong yang ramah tamah itu. Katanya lagi kalau mahu berkahwin jangan pilih suami yang berkerja sebagai pemandu pelancong kerana tidak menunaikan janji. Ardy pemandu pelancong mula sibok dengan tugasnya. Banyak panggilan-pangilan yang terpaksa dilayannya dan cuba membuat janji tetapi menunaikan belum tentu katanya kerana kesibokkannya... Itulah senario Bali selepas tragidi 'Sabtu Kelabu'...


Gambar/ilustrasi sekadar hiasan.
Photo/illustration for display purposes.




Thursday, October 26, 2017

Prihal burung mati..



SAKARATUL MAUT SEEKOR BURUNG YANG BERZIKIR


Seorang Guru memiliki seekor burung yang cukup terlatih mengucapkan kalimah zikir seperti:

"Subhanallah, Alhamdulillah, Allahu Akbar" dan sebagainya


Suatu hari, pintu sangkar terbuka dan burung itu terbang bebas.

Si burung terbang tidak keharuan lalu dirempuh kenderaan yang melintas dengan laju sehingga burung itu terkapar, menggelupur sakarat lalu mati.

Tuan Guru tampak berbeza setelah burungnya mati, nampak sekali sedih hingga seminggu lamanya.

Para murid yang melihatnya pun menyangka Syaikh mereka bersedih kerana burungnya mati.

Mereka berkata: "Tuan Guru, jika hanya burung yang membuat Tuan bersedih, kami sanggup menggantinya dengan yang dapat berzikir seperti burung yang telah mati itu. Tak perlu Tuan bermurung hingga sedemikian lamanya!"

Tok Guru menjawab: "Aku bukan bersedih kerana burung itu."....,

Para murid bertanya: "Jadi, apa yang buat Tuan Guru bersedih hati sangat?"

Tuan Guru: "Kalian melihat bagaimana burung itu sakarat setelah dirempuh?",,,

Para murid: "Ya, kami melihatnya, wahai Syaikh"

Tuan Guru: "Burung itu hanya bersuara KKKKAAKK, KKKKHHEEK, KKKKAAKK, KKKKHHEEK......padahal sudah terlatih berzikir sedemikian rupa, namun saat merasakan PERIHNYA sakaratul maut datang menjemput, hanya perih yang terasa.

Lalu aku teringat diriku, yang setiap hari terbiasa berzikir...

"JANGAN-JANGAN NASIBKU SAMA SEPERTI BURUNG ITU, TAK KUAT MENAHAN SAKARAT LALU BUKAN ZIKIR YANG KU UCAPKAN..!!".

"Ya Allah, akhirilah hidup kami dengan islam, akhirilah hidup kami dengan membawa iman, akhirilah hidup kami dengan ucapan ZIKIR kepadamu dan kalimah "Laa ilaha illa Llah...akhirilah hidup kami dengan husnul khatimah”.




Aamiin....

Sunday, September 24, 2017

Teruslah melangkah selama engkau di jalan yang benar


TARBIAH GURU SUFI

Seorang murid berbincang dengan seorang Guru Sufinya:
"Guru, saya tidak mahu lagi mengikuti pengajian ini"

"Tapi kenapa wahai anakku?", tanya Sang Guru Sufi.

"Saya perhatikan di dalam  pengajian ini perempuannya suka bergosip, laki-lakinya munafik, pengurusnya cara hidupnya tidak benar, jama'ahnya sibuk dengan dunianya, dsb"

"Baiklah. Tapi sebelum kamu pergi, tolong lakukan sesuatu untukku. Ambil segelas penuh air dan berjalanlah mengelilingi dalam masjid ini tanpa menumpahkan setitik air sekalipun ke lantai. Setelah itu engkau bolehlah meninggalkan masjid ini."

"Itu amat mudah!"

Diapun melakukan apa yang diminta oleh Sang Guru Sufi, sementara pengajian sedang berlangsung.

Setelah selesai, dia berkata kepada Sang Guru Sufi bahwa dia telah bersedia untuk pergi.

"Sebelum kamu pergi, ada satu pertanyaan. Ketika kamu berjalan keliling di dalam masjid tadi, adakah kamu mendengar orang bergosip, melihat orang munafik, melihat orang sibuk dengan dunianya ?"

"Tidak."

"Engkau tahu mengapa?"

"Tidak."

"Kerana engkau fokus pada gelas yang kamu bawa, untuk memastikan kakimu tidak tersandung dan tidak ada air yang tumpah."

Begitu jugalah dengan kehidupan kita. Ketika kita mengarahkan pandangan kita kepada Nur Allah yang kita imani, maka :


• Kita tidak akan punya waktu untuk melihat kesalahan orang lain.

• Kita tidak akan punya waktu untuk menilai dan mengkritik orang lain.

• Kita tidak akan punya waktu untuk bergosip ria dengan orang lain.

• Kita akan menolong orang lain dan fokus pada langkah kita menggapai Nur-Nya.


Direndahkan tidak mungkin jadi sampah, disanjung tidak mungkin jadi rembulan.

Maka jangan risaukan omongan dan kritikan orang lain, atau senantiada bertanya "apa orang akan kata", sebab setiap orang membacamu dengan pemahaman dan pengalaman yang berbeza, dan mereka tidak tahu apa isi hatimu melainkan hanya menilaimu berdasarkan keadaan fizikal dan luaranmu.

Teruslah melangkah selama engkau di jalan yang benar, meskipun terkadang kebaikan tidak selalu dihargai.

Tidak usah sibuk menjelaskan tentang dirimu, sebab yang menyukaimu tidak perlu itu dan yang membencimu tidak percaya itu.

Hidup bukan tentang siapa yang terbaik, tapi tentang siapa yang mahu berbuat baik.

Jika dizalimi orang jangan berpikir untuk membalas dendam, tapi berpikirlah cara membalas dengan kebaikan.

Jangan mengeluh, teruslah berdoa dan ikhtiar. Sibukkan diri dalam kebaikan hingga keburukan lelah mengikutimu.

Semoga menjadi lebih baik dan lebih bermanfaat.






Tunggu... Enemy!


Menyusul...

Friday, August 18, 2017


Nostalgia Aqiqah sempena Hari Raya Korban 1438




Bila Kambing Jantan naik perahu...


Arus sungai Pahang mengalir lesu walaupun hujan ketika ini tetapi kenangan karam bersama kambing tetap bersemadi di dasarnya.

Tahun 1964, airnya mengalir deras, dasarnya masih dalam dan terdapat banyak lubuk yang dikhabarkan berpuaka.



Sungai Pahang yang menyimpan seribu rahsia kehidupan



Pasir timbul di musim panas

Di tahun itu, ketika Jab berusia 4 tahun dan kini berusia sudah lebih separuh abad. Kenangan bersama arwah ayah dan arwah ibu berserta kambing jantan di Sungai Pahang tetap everlasting.


Reban kambing

Kambing jantan berjanggut putih adalah rodong Jab ketika itu. Setiap petang sebelum memasuki reban diberinya semua kambing-kambing itu memakan rumput. Jab juga membantu ayahendanya mencari ranting kayu untuk membuat unggun api. Ini pekerjaan rutin dilakukan oleh kebanyakkan gembala kambing atau lembu.

Satu kenangan bersama kambing jantan yang menjadi ingatannya. Dikhabarkan kambing ini bakal dikorbankan untuk aqiqahnya sedikit masa lagi. 

Tidak semena-mena kambing itu naik minyak dan mengejarnya hinggakan lintang pukang menyelamatkan diri. Segala cerok belukar dan pokok kelapa dikelilinginya. Kambing jantan berjanggut putih tetap mengejarnya. 

Akhirnya Jab berlari sambil menangis menaiki tangga rumah tetapi terjatuh dan terus meraung sekuat-kuatnya. Rasa kesakitan dan ketakutan memecahkan kesunyian petang itu. Entah kenapa, kambing itu tidak menanduknya dan hanya berdiri mengangguk-anggukkan kepala sambil 'senyum kambing'.

Kenangan tidak pernah luput, terang Jab. Suatu petang yang damai Jab bersama arwah ayah dan arwah ibu menaiki perahu ke seberang dengan mengangkut kambing jantan, beras seguni baja dan barangan lainnya. 

Tujuannya ke seberang adalah untuk mengadakan majlis kenduri aqiqah untuk Jab si anak sulungnya dan doa selamat. Di rumah kakak iparnya di hulu di seberang sungai sekitar kira-kira 8 km. Di sini ramai penduduk yang merupakan jirannya juga berbanding seberang sungai itu.

Masih dalam ingatannya, perjalanan sejauh 8 kilometer menaiki perahu panjang dalam arus yang deras dan sedikit bergelora. Arwah ayahnya  menjadi jurumudi duduk di belakang, Jab di tempatkan di tengah-tengah berdekatan dengan kambing jantan itu manakala arwah ibu di depan juga sebagai pendayung.

Kambing jantan agak terkejut bila ditarik ke dalam perahu. Bila berada di tengah- tengah sungai kambing semakin huru-hara, walaupun kakinya tidak diikat kambing itu berpusing-pusing dan mengembik kuat. 

Haiwan ini semakin kelakar terang Jab lagi mengenang. Ini kerana kambing adalah haiwan yang takut air atau hujan. Apabila terpericik air mulalah kambing ini berkerenah.

Kambing itu kelihatan gelabah dan hilang punca bergerak-gerak dan meakibatkan air memasuki ke dalam perahu. Keadaan semakin tidak terkawal kerana arus semakin deras dan akhirnya perahu ini karam. 

Alamak, kambing terjatuh...


Contoh : Bentuk jamban yang berada di Sungai Pahang

Jab menceritakan, arwah ayahnya menjerit meminta tolong sambil berenang menyelamatkannya. Setelah membetulkan kedudukan perahu dan membuang air bertakung ayahnya meletakkan Jab di dalam perahu.

Perkara kedua diselamatkan ialah beras seguni baja yang timbul dan barangan lainnya. Ibunya pandai berenang manakala kambing tercungap-cungap muncul mengikut perahu di permulaan air. 

Alhamdulillah semua selamat, terang Jab lagi.  Tragedi yang nyaris meragut nyawa di Sungai Pahang ini tetap diingatannya. 

Majlis malam itu berjalan dengan lancarnya. Semasa pekena kari kambing, arwah ayahendanya membuka cerita kambing jantannya. Ada yang terkejut, ada yang sedih dan ada yang ketawa mendengar cerita kontot semasa menyeberang Sungai Pahang itu, terang Jab lagi. 'Nak buat gona???...

"Awok selamat kawan selamat, alhamdulillah...", sampuk arwah Tok Wah kepada cucunya bila mendengar cerita tragic ini.



.....................................



Pemandangan khas di barat daya Maghribi, kambing memanjat pokok. Kambing ini memanjat pokok Argan untuk memakan buahnya - yang kelihatan seperti buah zaitun.




Tahun 70an, perkhidmatan boat mengambil penumpang masih wujud lagi. Selalunya kebanyakkan penumpang akan membawa hasil pertanian untuk dipasarkan sama ada di pasar minggu di Bandar Temerloh, di Kuala Krau atau di Jerantut. Boat itu akan tiba di tempat kami sekitar jam 4.30 pagi. Enjin boat itu sangat nyaring/kuat dan boleh kedengaran 2 atau 3 km jaraknya. Boat akan membawa penumpang itu pulang sekitar jam 5 petang. Perkhidmatan boat sehari sekali saja. Pendek cerita kalau lambat terlepaslah alamat tak merasa la ke pasar minggu.

Boat ini digunakan sebagai penambang membawa penumpang-penumpang dari tebing Sungai Semantan di sebelah Bandar Temerloh ke Tg Keramat di seberang sana Sg Semantan untuk membawa penumpang-penumpang dari Kg Bangau, Kg Lubok Kawah, Kg Paya Banir, Kg Paya Jejawi, Kg Tebing Tinggi, Kg Kuala Sanggang, Kg Sanggang dll yang berurusan di Bandar Temerloh, semasa itu tidak ada jalan raya dari kampong-kampong itu untuk ke Bandar Temerloh dan juga tidak ada Jambatan. Sekarang ini sudah ada Jambatan merentangi Sungai Semantan dari kampong-kampong itu ke Bandar Temerloh. Lagipun ada lagi jalan dari kampong-kampong itu ke Bandar Temerloh dan Bandar Mentakab melalui Jambatan Sg Semantan di Kg Raja, Songsang.

Inilah teksi air yang membawa penumpang hilir-mudik 2 kali sehari ke Bandar Temerloh, dan teksi air ini juga digunakan oleh kami kanak-kanak sekolah yang pada waktu itu bersekolah di Abu Bakar School; jam 5.00 pagi kami sudah berada didalam teksi air ini untuk pergi ke sekolah.




..............

#Tragedi bro Jabar di sungai pahang.

#lokasi: kg dingkir dan kg benom (rumah arwah mak long).