ads

Wednesday, November 12, 2014

Kisah Tengelamnya Kapal...



Sebuah kapal pesiar, pelbagai cerita...

Gambar hiasan

Sebuah kapal pesiar mengalami kecelakaan di laut dan akan segera tenggelam. Sepasang suami istri berlari menuju skoci untuk menyelamatkan diri. Sampai di sana, mereka menyedari bahwa hanya ada tempat untuk satu orang yang tersisa. Segera sang suami melompat mendahului isterinya untuk mendapatkan tempat itu. Sang istri hanya bisa menatap kepadanya sambil meneriakkan sebuah kalimat sebelum skoci menjauh dan kapal itu benar-benar menenggelamkannya.


Guru yang menceritakan kisah ini bertanya pada murid-muridnya, “Menurut kalian, apa yang isteri itu teriakkan?”

Sebagian besar murid-murid itu menjawab, 
“Aku benci kamu!” 
“Kamu tau aku buta!!” 
“Kamu egois!” 
“Nggak tau malu!”

Tapi guru itu kemudian menyedari ada seorang murid yang diam saja. Guru itu meminta murid yang diam saja itu menjawab. Kata si murid, “Guru, saya yakin si isteri pasti berteriak, ‘Tolong jaga anak kita baik-baik’”.

Guru itu terkejut dan bertanya, “Apa kamu sudah pernah dengar cerita ini sebelumnya?”

Murid itu menggeleng. “Belum. Tapi itu yang dikatakan oleh mama saya sebelum dia meninggal karena penyakit kronik.”

Guru itu menatap seluruh kelas dan berkata, “Jawaban ini benar.”
Kapal itu kemudian benar-benar tenggelam dan sang suami membawa pulang anak mereka sendirian.

Bertahun-tahun kemudian setelah sang suami meninggal, anak itu menemukan buku harian ayahnya. Di sana dia menemukan kenyataan bahwa, saat orang tuanya naik kapal pesiar itu, mereka sudah mengetahui bahwa sang ibu menderita penyakit kronik dan akan segera meninggal. Karena itulah, di saat darurat itu, ayahnya memutuskan mengambil satu-satunya kesempatan untuk bertahan hidup. Dia menulis di buku harian itu, “Betapa aku berharap untuk mati di bawah laut bersama denganmu. Tapi demi anak kita, aku harus membiarkan kamu tenggelam sendirian untuk selamanya di bawah sana.”

Cerita itu selesai. Dan seluruh kelas pun terdiam.
Guru itu tahu bahwa murid-murid sekarang mengerti moral dari cerita tersebut, bahwa kebaikan dan kejahatan di dunia ini tidak sesederhana yang kita sering pikirkan. Ada berbagai macam komplikasi dan alasan di baliknya yang kadang sulit dimengerti.

Karena itulah kita seharusnya jangan pernah melihat hanya di luar dan kemudian langsung menghakimi, apa lagi tanpa tahu apa-apa.

Mereka yang sering membayar untuk orang lain, mungkin bukan berarti mereka kaya, tapi karena mereka menghargai hubungan daripada wang.

Mereka yang bekerja tanpa ada yang menyuruh, mungkin bukan karena mereka bodoh, tapi karena mereka menghargai konsep tanggung jawab.

Mereka yang minta maaf duluan setelah bertengkar, mungkin bukan karena mereka bersalah, tapi karena mereka menghargai orang lain.

Mereka yang mengulurkan tangan untuk menolongmu, mungkin bukan karena mereka merasa berhutang, tapi karena menganggap kamu adalah sahabat.

Mereka yang sering mengontakmu, mungkin bukan karena mereka tidak punya kesibukan, tapi karena kamu ada di dalam hatinya. 

Mereka yang sering menyanjungmu setinggi langit, mungkin bukan karena engkau pahlawan, tapi mungkin karena mereka memaafkan keburukanmu. 

Mereka yang selalu menghinamu dan menghakimimu, mungkin bukan karena mereka membencimu, tapi karena mereka ingin menguji ketulusan cintamu.


Tk... Dari Wattsapp rodongan



Monday, October 27, 2014

"Kepada yang berhutang, di dunia boleh lepas. Di akhirat nanti , 1 sen pun akan dikira"



Kepada sesiapa yang ada menolong memberi hutang kepada saya: blogger, tolonglah tuntut sementara saya masih hidup. Kalau saya udah tiada lagi tolonglah tuntut pada waris-waris. Kekadang terlupa kita ada berhutang, seringgit dua… atau apa saja…

In sya Allah, saya mencari jalan untuk melunaskannya demi Tuhan yang menguasai hari pembalasan yang cukup adil dan saksama.
 


- Blogger Sheikh Mustafakamal Alaziz. 
- Sebarang kemuskilan sila email kepada: mustafakamalalaziz@gmail.com 
.....................................



Daripada Ibnu Umar Radiallahu Anhuma Rasulullah Sallallahu Alaihi Wasallam bersabda yang diriwayatkan oleh Imam Ibnu Majah, Maksudnya:
Sesiapa mati, sedangkan dia masih menanggung hutang satu dinar atau satu dirham, maka akan diambil ganti daripada kebaikannya, kerana di sana tidak ada dinar dan tidak ada pula dirham.

Baginda bersabda yang bermaksud:
“(Yang turun dahsyat itu) ialah mengenai hutang maka demi diri Muhammad di tangan-Nya (Allah Subhanahu Wataala), kalaulah seorang itu mati di dalam perang Sabilillah kemudian dihidupkan semula kemudian mati lagi dalam perang Sabilillah, kemudian dihidupkan semula akan tetapi ia ada mempunyai hutang yang belum dibayar maka ia tidak akan dimasukkan ke dalam Syurga sehinggalah hutangnya itu dibayarkan atau diselesaikan.” (Riwayat Al-Imam Ahmad).


Diriwayatkan daripada Anas bin Malik RA bahawa nabi SAW bersabda:
Aku telah melihat pada waktu malam sewaktu di isra’kan catatan tulisan di atas pintu syurga: Bersedekah (ganjarannya) dengan sepuluh kali ganda, dan memberi hutang adalah lapan kali ganda. (Riwayat Ibn Majah).


Dalam sidang tazkirah yang dihadiri, menerangkan memaafkan si piutang lebih besar pahala dan ganjaranya. Eloklah kita sesama manusia bersifat memaafkan, halal berhalal dan sifat itu sangat dituntut dan berganda ganjarannya.
 

Di alam akhirat nanti disebabkan sikap tidak memaafkan dan berdendam menyebabkan kita tertangguh masuk ke surga (sepatutnya kita sudah masuk awal-awal lagi ke surga). 

Kita sedia maklum alam akhirat itu terlalu panjang masanya berbanding alam dunia. Urusan perhakiman di samping saksi-saksi yang cukup lama dan panjang. 

Sebaik-baiknya urusan dunia diselesaikan di dunia lagi dan janganlah membawa ke alam akhirat, nasihat Ustaz itu lagi.



Kesimpulannya, yang berhutang wajib membayar hutang. Pemberi hutang pula boleh menggugurkan hak hutangnya dangan memaafkan di dunia dan di akhirat demi ganjaran yang dijanjikanNya. Subahanallah.

Amin...


Sunday, October 26, 2014

Roh orang berhutang tergantung antara langit dan bumi


Berhutang adalah satu pencemaran maruah dan boleh menjatuhkan air muka dan peribadi seseorang. Oleh itu setiap yang berhutang perlu mengetahui hak mereka dalam menjelaskan hutang. Sabda Rasulullah s.a.w, yang diriwayatkan oleh Abu Hurairah bermaksud: "Roh seorang mukmin yang berhutang jika hutangnya tidak dijelaskannya, maka tergantung-gantunglah antara langit dan bumi, yang bererti terseksalah roh itu hingga dijelaskan hutangnya itu.





Oleh itu, sesiapa dari umat Islam yang meninggal dunia, wajib disegerakan pembayaran hutangnya sebelum dibahagi-bahagikan pusaka peninggalannya.

Nabi Muhammad s.a.w. yang mengasihi umatnya mengajar doa supaya umatnya tidak berhutang, bermaksud: "Ya Allah, ya Tuhanku, aku berlindung denganMu daripada bebenan hutang yang berat dan kekerasan orang yang kejam (zalim).





Kisah Seorang lelaki yang ingin memukul Rasulullah S.A.W.


Kisah ini berlaku kepada Rasulullah S.A.W. sebelum baginda wafat tahun 632 masihi. Rasulullah S.A.W. telah jatuh sakit yang agak panjang masanya, hinggakan baginda tidak dapat berjemaah dengan para sahabat di masjid.


Maka pada suatu hari, Rasulullah S.A.W. meminta beberapa orang sahabat membawanya ke masjid. Di dudukkan atas mimbar, lalu baginda meminta Bilal memanggil semua para sahabat datang ke masjid. Penuhlah masjid dengan para sahabat. Semuanya rasa terubat rindu setelah agak lama tidak dapat melihat Rasulullah S.A.W.


Lalu Rasulullah S.A.W. mula berkata, "Wahai sahabat-sahabatku semua! Aku ingin tanya pada kamu semua, apakah telah aku sampaikan kepada kamu semua, bahawa sesungguhnya Allah S.W.T. itu adalah Tuhan yang layak di sembah?"


Semua sahabat menjawab dengan suara bersemangat, "Benar! Engkau telah sampaikan kepada kami bahawa sesungguhnya Allah S.W.T. adalah Tuhan yang layak disembah". Rasulullah S.A.W. berkata: "Persaksikanlah ya Allah!



Sesungguhnya aku telah sampaikan amanah ini kepada mereka. Kemudian baginda berkata lagi dan setiap apa yang baginda perkatakan, akan dibenarkan oleh semua para sahabat.


Akhirnya sampailah kepada satu topik yang menjadikan para sahabat agak sedih dan terharu.



Rasulullah S.A.W. berkata: "Sesungguhnya! Aku akan pergi bertemu Tuhan dan sebelum aku pergi, aku ingin selesaikan segala urusan dengan manusia. Maka aku ingin bertanya kepada kamu semua. Siapakah di kalangan kamu yang aku ada hutang dengannya, Sila
 bangun, aku ingin selesaikan hutang tersebut. Kerana aku tidak mahu bertemu Tuhan dalam keadaan ada hutang dengan manusia".


Ketika itu semua sahabat diam, sedang dalam hati masing-masing berkata "Mana ada Rasullullah S.A.W. berhutang dengan kami sebenarnya kamilah yang banyak berhutang dengan baginda".


Rasulullah S.A.W. mengulangi pertanyaan itu sebanyak 3 kali. Tiba-tiba bangun seorang lelaki yang bernama AKASYAH. lalu dia berkata, "Ya Rasulullah! Aku ingin ceritakan dulu perkara ini. Andai ianya dikira hutang, maka aku minta di jelaskan. Andainya ianya bukan hutang, maka tidak perlulah engkau berbuat apa-apa".


Rasulullah S.A.W. berkata, "Ceritakanlah wahai Akasyah".
 

Maka Akasyah pun mula bercerita, "Aku masih ingat lagi ketika perang Uhud dulu, satu ketika engkau tunggang kuda, lalu engkau pukulkan cemeti ke belakang kuda. Tetapi cemeti tersebut tidak kena pada belakang kuda, yang sebenarnya cemeti itu terkena pada dadaku kerana ketika itu aku berdiri di sebelah belakang kuda yang engkau tunggang wahai Rasulullah".

Mendengar yang demikian, terus Rasulullah S.A.W. berkata, "Sesungguhnya itu adalah hutang wahai Akasyah! kalau dulu aku pukul engkau, maka hari ini aku akan terima hal yang sama". Dengan suara yang agak tinggi, Akasyah berkata: "Kalau begitu aku ingin segera melakukannya wahai Rasulullah!".


Akasyah seakan-akan tidak rasa bersalah bila mengatakan yang demikian. Sedangkan ketika itu sebahagian sahabat berteriak memarahi Akasyah. "Sesungguhnya engkau tidak berhati perut wahai Akasyah!, bukankah Baginda sedang sakit!"


Akasyah tidak menghiraukan semua itu. Rasulullah S.A.W. meminta Bilal mengambil cemeti tersebut di rumah anaknya Fatimah.


Bila Bilal meminta cemeti tersebut dari Fatimah, maka Fatimah bertanya, "Untuk apa Rasulullah meminta cemeti ini wahai Bilal?".


Bilal menjawab dengan nada sedih, "cemeti ini akan digunakan oleh Akasyah untuk memukul Rasulullah".



Terperanjat dan menangis Fatimah seraya berkata, "Kenapa Akasyah hendak pukul ayahku Rasulullah, ayahku sedang sakit, kalau nak pukul, pukullah aku ini anaknya".
Bilal menjawab, "Sesungguhnya ini adalah urusan antara mereka berdua".
Bilal membawa cemeti tersebut ke masjid lalu diberikan kepada Akasyah.
Setelah mengambil cemeti, Akasyah mara ke hadapan menuju mimbar.



Tiba-tiba bangun Abu bakar menghalang Akasyah sambil berkata, "Wahai Akasyah! kalau kamu hendak pukul, pukullah aku, aku orang yang mula-mula beriman dengan apa yang Rasulullah S.A.W. sampaikan. Akulah temannya di kala suka dan duka. Kalau engkau hendak pukul, maka pukullah aku".


Lalu dijawab oleh Rasulullah S.A.W,  "Duduklah kamu wahai Abu Bakar!....ini bukan urusan kamu. Ini antara aku dengan Akasyah".


Akasyah mara lagi ke hadapan, lalu bangun pula Umar menghalang Akasyah seraya berkata, "Akasyah! kalau engkau hendak pukul, pukullah aku. Dulu memang aku tidak suka mendengar nama Muhammad, bahkan aku pernah berniat untuk menyakitinya dulu,  Sekarang jangan ada sesiapa yang berani menyakiti Muhammad. Kalau engkau nak sakiti dia, maka sakitilah aku dulu...".


Lalu dijawab oleh Rasulullah S.A.W,  "Duduklah kamu wahai Umar! Ini urusan antara aku dengan Akasyah".


Akasyah mara lagi ke hadapan, tiba-tiba bangun pula Ali bin Abu Talib sepupu Rasulullah S.A.W.Dia menghalang Akasyah seraya berkata, "Akasyah! pukullah aku wahai Akasyah. Darah yang sama ada pada tubuh aku ini wahai
Akasyah".


Lalu dijawab oleh Rasulullah S.A.W,  "Duduklah kamu wahai Ali! Ini urusan antara aku dengan Akasyah".


Akasyah mara lagi ke hadapan, tiba-tiba tanpa di sangka, bangunlah dua orang cucu kesayangan Rasulullah S.A.W. iaitu Hassan dan Husin. Mereka berdua merayu dan meronta. "Wahai pak cik! pukullah kami wahai pak cik. Datuk kami sedang sakit, pukullah kami wahai pak cik, sesungguhnya kami ini adalah cucu kesayangan Baginda, pukullah kami wahai pak cik".

Lalu Rasulullah S.A.W berkata, "Wahai cucu-cucu kesayanganku! Duduklah kamu. Ini urusan aku dengan Akasyah".

Bila sampai di tangga mimbar, dengan tegasnya Akasyah berkata, "Macam mana aku hendak pukul engkau ya Rasulullah! Engkau duduk di atas dan aku di bawah. Kalau engkau hendak aku pukul engkau, maka turunlah ke bawah sini".


Rasulullah S.A.W. memang seorang insan yang baik. Baginda meminta beberapa orang sahabat memapahnya ke bawah. Baginda didudukkan pada sebuah kerusi, lalu dengan suara tegas Akasyah berkata lagi: "Semasa engkau pukul aku dulu, aku tidak memakai baju, Ya Rasulullah".


Tanpa berlengah, dalam keadaan lemah. Rasulullah membuka baju. Lalu kelihatanlah tubuh Baginda yang sungguh indah, sedang beberapa ketul batu terikat di perut Baginda. Ini menandakan Baginda sedang menahan kelaparan.


Lalu Rasulullah S.A.W. berkata, "Wahai Akasyah! bersegeralah dan janganlah kamu berlebih-lebihan. Nanti Tuhan akan murka pada
kamu".


Akasyah terus menghampiri Rasulullah S.A.W., lalu mula untuk menghayunkan tangan yang memegang cemeti untuk dipukulkan ke tubuh Rasulullah S.A.W.


Rupa-rupanya sambil Akasyah menghayun cemeti, sambil itu juga dia membalingkan cemeti ke arah lain dan sambil itu juga dia terus memeluk tubuh Rasulullah S.A.W. seerat-eratnya. Sambil berteriak menangis, Akasyah berkata, "Ya Rasulullah, ampunkanlah aku, maafkanlah aku, mana ada manusia yang sanggup menyakiti engkau ya Rasulullah. Sengaja aku melakukannya agar aku dapat merapatkan tubuhku dengan tubuhmu kerana sesungguhnya aku tahu bahawa tubuhmu tidak akan dimakan oleh api neraka. Dan sesungguhnya aku takut dengan api neraka, maafkanlah aku ya Rasulullah".


Rasulullah S.A.W. dalam keadaan penuh hiba lalu berkata, "Wahai sahabat-sahabatku semua, kalau kamu ingin melihat ahli syurga, maka lihatlah kepada Akasyah".


Semua sahabat tidak dapat menghalang titisan air mata yang mencurah di pipi masing-masing. Sambil itu semua para sahabat beramai-ramai memeluk dan menangis membuktikan kecintaan kepada Rasulullah S.A.W.



* Seorang sahabat menghantar whatsApps dan mengatakan Kisah ini palsu mengikut ahli hadis.
* Kita sebagai hambaNya,yang baik dijadikan pengajaran dan pedoman.

......................................................................... 


Artis Sanggup Gadai Maruah Demi Hutang

LOS ANGELES: Nadya Suleman, wanita yang melahirkan anak kembar lapan, bersetuju berlakon dalam sebuah filem porno untuk membantunya membayar hutang berjumlah lebih RM3 juta. Nadya, 36, mempunyai enam anak sebelum melahirkan kembar lapan itu, tiga tahun lalu.





Tuesday, September 2, 2014

Usia: Di mana, ke mana?



Ukuran kejayaan...
Pada usia 4 tahun, kejayaan anda ialah anda tidak kencing dalam seluar,


Pada usia 8 tahun, kejayaan anda ialah anda mengenali jalan pulang ke rumah,


Pada usia 12 tahun, kejayaan anda ialah memiliki kawan-kawan.


Pada usia 18 tahun, kejayaan anda ialah anda berjaya memiliki lesen memandu,


Pada usia 23 tahun, kejayaan anda ialah keluar dsri universiti (sebagai graduan),


Pada usia 25 tahun, kejayaan anda ialah mendapat pekerjaan,


Pada usia 28, kejayaan anda ialah memiliki isteri / suami,


Pada usia 30, kejayaan anda ialah mendapat anak,


Pada usia 35, kejayaan anda ialah memiliki harta (seperti rumah atau kereta sendiri),


Pada usia 45, kejayaan anda ialah anda masih kelihatan muda dan bertenaga,


Pada usia 50, kejayaan anda ialah anak-anak anda telah berjaya,


Pada usia 55, kejayaan anda ialah anda masih mampu memenuhi tanggung-jawab suami isteri,


Pada usia 60, kejayaan anda ialah anda masih mampu memandu sendiri kereta,


Pada usia 65, kejayaan anda ialah hidup tanpa penyakit,


Pada usia 70, kejayaan anda ialah anda tidak merasa diri anda beban atas orang lain,


Pada usia 75, kejayaan anda ialah anda masih mempunyai kawan sebaya,


Pada usia 80, kejayaan anda ialah anda masih ingat jalan pulang ke rumah (tidak pelupa atau nyanyok), 


Pada usia 85, kejayaan anda ialah anda masih tidak kencing dalam seluar...

Begitulah dunia (pusingan yang dialami semua hamba).

Kata Imam Ghazali…yang paling dekat dengan kita ialah MATI ..
Kejayaan sebenarnya pada bila-bila masa ialah apabila kita taat perintah Allah mengikut cara Nabi SAW.




 

"RENUNGAN MASA TUA"

1. Sisα hidυp semakin pendek:
- yang boleh kita makan, makanlah;
 - yang boleh kita pakai, pakailah;
 - yang ingin kita beli, belilah;
- kalau masih mampu memberi, berilah; - masih mampu berbagi, berbagilah.




1. Kerana semua yang ada tidak boleh kita bawa ke kubur. Jangan khuatir dengan ahli waris, Allah yang akan mengatur rezeki selagi mereka berusaha. 
Nikmatilah hidυp ini dengan pasangan kita selagi masih ada.

2. Sehari berlalu, umur berkurang sehari. Bila kita lewati hari ini dengan berbahagia, kita sangat beruntung, berbuat baiklah dan  selalu mengucap syukur, kerana kita tidak tahu bila kita akan dipanggil 'pergi'.


3. Waktu cepat berlalu, hidup itu sangat singkat dan susah. Dalam sekejap kita memasuki masa tua, itu PASTI!.


4. Bila membandingkan ke atas, kita akan selalu merasa kurang; membandingkan ke bawah, kita merasa lebih; bila kita mampu merasa cukup dan mensyukuri apa yang kita punya, kita pasti bahagia. 
Bersyukurlah dengan apa yang kita ada. Manfaatkan ia sebaiknya.





5. Harta, kekayaan, pangkat, kedudukan, kehormatan - semua itu hanyalah sementara, hanya pinjaman. 
Yang terbaik dan terpenting adalah Perilaku Yang Baik, sentiasa membantu orang, tidak berbuat hal-hal tercela, mengawal  diri. 

Jangan menyakiti hati orang lain kerana karma itu ada... dan yang terpenting melatih diri agar selalu sihat zahir dan batin.  Ini kerana KESIHATAN adalah KEKAYAAN kita dan modal utama menikmati kebahagiaan hidυp ini.

 
6. Kasih ibubapa kepada anak-anak tidak ada batasnya.
Kasih anak-anak terhadap ibubapa jelas batasnya. 
Sedarlah! tatkala  anak sakit, hati ibubapa terhiris; 
tapi tatkala ibubapa sakit, anak cuma menengok dan bertanya-tanya ala kadar...


Anak-anak memakai wang orang tua sudah seperti keharusan, tetapi orang tua memakai wang anak semacam pasti tidak berlaku!. 
Oleh itu CUKUPILAH diri sendiri dan berikanlah pada anak seBIJAKSANA mungkin.

 
7. Rumah ibubapa  adalah rumah anak, tetapi rumah anak belum tentu jadi rumah ibubapanya. Ibubapa selalu memberikan anak-anak tanpa batas...  tetapi tidak semua anak akan berbakti kepada ibubapa mereka.




 

"SELAMAT BERBAHAGIA"


Nasihat ini diangkat dari WatsApp 2014



Thursday, August 28, 2014

"Rumah-tangga bercakap"




Sebuah renungan...

Petang itu kedengaran rungutan tangga sudah tidak terbendung lagi . Dia terus berleter.

“Penat letih jadi tangga. Waktu orang naik, aku kena pijak. Waktu turun pun orang pijak aku. Seronok jadi atap. Tak pernah kena pijak. “

Mendengarkan kata kata tangga. Atap terus bersuara.

"Hoi tangga. Aku lagi sakit tau. Berpanas berhujan s
iang malam. Mendidih kepanasan bila tengahari. Bila hujan aku terpaksa menahan kesejukan. Yang seronok jadi tiang. Tak kena panas. Tak kena hujan. Tak kena pijak.”

Mendengarkan kata atap, tiang terus bersuara.

“Mana kamu tahu? Aku dok tahan pikul atap, segala alang rumah bertan-tan siang malam. Aku terpaksa pikul jugak. Tuhan saja tahu betapa beratnya. Yang seronok jadi dinding. Tak payah pikul. Tak kena panas. Tak kena pijak.”

Mendengar kata-kata tiang, lalu dinding menjawab.

“Akulah pelindung khazanah rumah ni. Aku lindung aurat tuan rumah, hartanya bahkan aku terpaksa jaga sepanjang masa. Kalau aku tak ada semua tak guna.“


 


Wahai anakku,
Aku ceritakan ini untuk mengingatkan engkau bahawa setiap manusia mempunyai tugasnya sendiri. Kamu buatlah kerja yang diamanahkan padamu sebaiknya. Jangan sesekali engkau berdengki pada orang lain. Sebab mata kamu hanya dikurniakan penglihatan daripada segi zahirnya sahaja. Sedangkan realitinya mungkin tidak seindah yang kamu lihat di minda. Jadilah diri sendiri, jangan cuba
jadi orang lain.


Manusia hari ini suka sangka-sangka

Ada sangka baik

Ada sangka buruk

Orang beribadah disangka riak

Orang rileks disangka malas

Orang berpakaian baru disangka menunjuk

Orang berpakaian buruk disangka hina

Orang makan banyak disangka pelahap

Orang makan sedikit disangka diet

Orang yang senyum disangka mengejek

Orang yang masam disangka merajuk

Orang berbincang disangka mengumpat

Orang yang diam disangka menyendiri

Orang yang menawan disangka menggoda

Orang yang ceria disangka mengada

Orang yang bertanya disangka menyibuk


  
 
Hakikatnya...

Mana tahu yang senyum itu kerana bersedekah

Mana tahu yang masam itu kerana mengenang dosa

Mana tahu yang berbincang itu memberi pendapat

Mana tahu yang diam itu kerana beribadah

Mana tahu yang menawan itu bersih wataknya

Mana tahu yang ceria itu cerdas mindanya

Mana tahu yang bertanya itu perihatin orangnya

Justeru itu….

Sesuatu perkara yang kita lihat

Jangan suka sangka-sangka

Sikap sangka-sangka akan memusnahkan jiwa

Kerap sangka-sangka mengundang celaka

Jangan terlalu bersangka-sangka

Jauhi sikap sangka-sangka




"يأيها الذين ءامنوا اجتنبوا كثيرا من الظن إن بعض الظن إثم.."

"Wahai org2 yg beriman jauhilah kamu semua kebanyakan dari sangkaan kerana sesungguhnya sebahagian dari sangkaan itu adalah dosa.."

 
(AlHujurat:12)

   
Perubahan 10 perkara

Sebelum Imam Shafie meninggal dunia, beliau sempat mengajak sahabat-sahabatnya agar membuat perubahan jiwa ke arah yang lebih baik. Beliau menyebut bahawa barangsiapa yang ingin meninggalkan dunia dalam keadaan selamat, maka lakukanlah 10 perkara:

1. Hak kepada diri, iaitu dengan mengurangkan tidur, mengurangkan makan, mengurangkan percakapan dan berpada-pada dengan rez
eki yang ada.
 

2. Hak kepada Malaikat maut, iaitu menqada’kan segala kewajipan yang tertinggal, iaitu dengan memohon maaf daripada orang yang dizalimi, membuat persiapan untuk mati dan merasa cinta kepada ALLAH s.w.t.
 

3. Hak kepada kubur iaitu membuang tabiat suka menabur fitnah, jangan suka kencing merata, memperbanyakkan solat tahajjud dan membantu orang yang dizalimi.
 

4. Hak kepada Malaikat Mungkar dan Nakir, iaitu jangan berkata dusta, sering berkata benar, meninggalkan maksiat dan memberi nasihat.
 

5. Hak kepada Mizan, iaitu menahan kemarahan, banyakkan berzikir, ikhlas dalam amalan dan sanggup menanggung kesulitan.
 

6. Hak kepada titian sirat, iaitu buang tabiat suka mengumpat, wara’, bantu orang beriman dan hidup dalam suasana berjamaah.
 

7. Hak kepada Malaikat Malik, iaitu menangis lantaran takutkan kepada ALLAH s.w.t., membanyakkan sedekah, membuat kebaikan kepada ibubapa dan memperbaiki akhlak.
 

8. Hak kepada Malaikat Ridwan, penjaga syurga, iaitu redha kepada qada’ ALLAH s.w.t., sabar menerima bala’ dan bertaubat.
 

9. Hak kepada Rasulullah s.a.w., iaitu dengan sering bersalawat kepada baginda, berpegang kepada sunnahnya dan bersaing mencari kelebihan dalam beribadah.
 

10. Hak kepada ALLAH, iaitu mengajak manusia kepada kebaikan, mencegah manusia daripada melakukan kemungkaran, bencikan kepada sebarang maksiat dan tidak melakukan kejahatan.
_________________________


"Hendaklah orang-orang yang mendengar ucapanku, menyampaikan pula kepada orang lain. Semoga yang terakhir lebih memahami kata-kataku dari mereka yang terus mendengar dariku. Saksikanlah Ya ALLAH, bahawasanya telah aku sampaikan risalah-MU kepada hamba-hamba-MU."

 
~ Antara isi khutbah Rasullah s.a.w.


Thursday, July 31, 2014

BerReunion: Beraya di rumah Dok, di kampung Masjid...



Zaidah, sebak dipangkuan Simah.


Alhamdulillah, syukur adanya... berjumpa kembali...
 
Jamie jas air mata, menahan sebak...
 
Senyuman usia pra emas... Simah, Jah dan Jamie
 


Steady... Ali, Dok, blogger, Po, Zaaba, Fauzi dan Ghani.

 

Masih manis, Jamie dan Cikgu Intan.
 
Cikgu Razak dan Zaaba

 Kenangan indah bersama rodongan.

 
 Fauzi, seorang yang natural senang diajak berbincang.
Datang sorang... dan mempunyai keluarga besar.

Rumah kecil tiang seribu
Rumah besar tiang sebatang

Dari kecil ditimang ibu
Sudah besar ditimang gelombang



Dua minggu sebelum raya, Dok menelefon, menjemput ke Majlis Gilang-gemilang Aidil Fitri 'Reunion SMKK 2014' di rumah adiknya di KK. Ini bertepatan kerana 'masing-masing' sudah barang tentu balik kampung. Dan menjemput 'selagi dapat' kekawan 1977 - 1979 menghadirinya. 'Tidak boleh tidok'.

Saya seterusnya menghubungi Ali (sepupu) supaya memanjangkan jemputan Dok kepada kenkawan lain yang seangkatan, jauh dan dekat, 'menkalau boleh'. Di kampung, di pekan, di baruh atau di mana-mana.

Seterusnya saya berjumpa Mustafar Sintol (bertugas di UIA) dan sembahyang Tarawih bersamanya. Selesai 8 rakaat kami 'mengeteh' dan memberitahu hajat murni Dok, rodong kita yang 'cekna' itu.

Por sungguh teruja dan saya dapat merasainya. "Mohlah kita..., gamang kas..." Apa perasaan meke...?

Saat ditunggu sudah tiba
Raya kedua menogoi kita...

Tarik matahari mencuri di celahan daun
Fenomena al nino tidak terasa

Mahligai di pinggir jalan pembuka cerita
Dok, bersongkok tinggi sudah bersedia...

... Anak lelakinya menjadi cemeramen
Yang lainnya bahagian penangah
Pendek cerita... semuanya 'nomoro ono'


Begitu sampai, kenkawan sedang menikmati hidangan. Fauzi (Orang kuat Kuala Lipis) berselero, berpeloh dahi menikmati gulai tempoyak ikan patin. Por dan Gani 2 x 5. "Awok tak meneral?"... Tunggu, kawan nak ambil angin dulu...

Dok berpesan... awok me kena makan ni, banyak tu.. hidangan istimewa ni, ala kampong. 'Eat till u drop...". 

Gulai daging masak kawah dan patin sebelanga tersedia...


Pelbagai juadah disediakan. Satay, kueh mueh, kek, mee kari, laksa, gulai ikan patin tempoyak, gulai umbut kelapa dan air panas dan sejuk serta tembikai madu.

Kami rancak berborak dan diselangi gelak ketawa sementara menunggu barisan kaum wanita.

Diumumkan pasangan keluarga Masitah Ahmad datang... kemudian Jamie berpasangan bersama tiga anaknya disusuli Jah sekeluarga dengan senyum melimpah.

Berselang, Norizam Razali, Pairus Mohamad, Zaidah dari Jerantut Feri, Cikgu Miah @ Intan bersama 2 anak gadisnya (ngapa tak bawok suami?) dari Sanggang menetap di Johor muncul. "Koi kenal.... ni... ni...".

Rosnah Ramli, Nor Hashimah Abu Hani dan keluarga. Rozaidah dan keluarga dari Gunung Senyum menyusul tiba dengan tersenyum juga. Rasidah Said dari Jenderak dan menginap di Shah Alam pun tidak ketinggalan.

Maka 'bekok'lah suasana dengan kedatangan kaum wanita. Perpisahan 30 tahun lebih, memungkinkan pelbagai nostalgia dan momento. "Ya... do'ooh le... bukan koi...". Ada yang sudah menjadi ibu tunggal, berkahwin dara sunti, menyambut menantu dan menjadi nenek.  
Selebihnya lipat dan simpan kemas-kemas di sudut hati kita.

Sambil berborak sambil bergambo
Isteri melior mencuri pandang
Suami ber'sirap' berdiam memerhati...
Palor je le... Lantok awok me la...

Mentari beringsot, sorang-sorang meninggalkan tetamu
Wajah puas tak dapat digambo'
Demikianlah 'Reunion 1977 - 1979 meninggalkan 'ceritara'.



Feeling so blessed. Alhamdulillah...

Start each day with a grateful heart...



"Kalau ada sumur di ladang
Boleh kita menumpang mandi

Kalau ada umur yang panjang
Bolehlah kita berjumpa lagi..."


**Ada yang tertinggal dalam catatan ini mohon maaf ...

*ceritara - riwayat, kisah atau berita.

Tidak hadir: Jefri Derani, Sedee, Saidi....dan lain-lain.



Entry berkaitan, Layari: 

http://sheikhmustafakamal.blogspot.com/2010/04/jumpa-teman-lama-selepas-30-tahun.html

http://sheikhmustafakamal.blogspot.com/2012/08/reunion-ll-selepas-30-tahun-di-rumah.html

http://sheikhmustafakamal.blogspot.com/2010/05/lagenda-guling-tajau-dan-rakan-sebaya.html

http://sheikhmustafakamal.blogspot.com/2008/07/nostalgia-guruku-kisah-guru-kencing.html


Friday, July 11, 2014

Kahwin satu lagi… Rezeki...




"Sesungguhnya, apabila seorang suami memandang isterinya (dengan kasih dan sayang) dan isterinya juga memandang suaminya (dengan kasih dan sayang), maka ALLAH SWT akan memandang keduanya dengan pandangan kasih dan sayang. Dan apabila seorang suami memegang jemari isterinya (dengan kasih dan sayang) maka berjatuhanlah dosa-dosa dari jemari keduanya." (HR. Abu Sa'id)



Pada suatu hari yang cerah, Rasulullah s.a.w. didatangi oleh seorang lelaki. Lelaki ini mengaku dirinya seorang yang miskin dan tergambar dari pakaiannya. Dan ia meminta jalan keluar agar terlepas dari belenggu kemiskinan yang menjerut dirinya.‬

‪Rasulullah s.a.w tanpa banyak fikir lagi terus menyuruh lelaki itu berkahwin. Lelaki ini sangat senang dengan saranan yang diberikan Rasulullah. Dengan keyakinan yang mantap, akhirnya lelaki itu berkahwin. Setelah sekian lama berkahwin, lelaki itu datang lagi kepada Rasulullah dan mengadukan nasibnya, “Ya Rasulullah saya sudah berkahwin tetapi masih tetap miskin, bagaimana ya Rasulullah ?”. “Kahwin lagi,” jawab Rasulullah singkat.‬

‪Si lelaki tanpa banyak bertanya lagi. Beliau percayakan kepada Rasulullah. Sebab tidak mungkin Rasulullah mahu menipu ummatnya. Akhirnya lelaki itu berkahwin lagi dengan gadis lain. Namun beberapa waktu kemudian lelaki itu datang lagi kepada Rasulullah dan mengadukan masalahnya. “Ya Rasulullah, isteri saya sudah dua tapi saya masih lagi miskin, bagaimana ya Rasulullah… ?” keluh lelaki itu. “Kahwin lagi,” jawab Rasulullah singkat.‬

‪Hati lelaki itu berasa senang apabila mendengar jawapan Rasulullah. Kemudian beliau berkahwin buat kali ketiga. Namun setelah beberapa lama keadaan tetap juga belum berubah. Mulanya ia terasa malu mengadu kepada Rasulullah, tapi apakan daya ia masih tetap miskin. Dengan berat hati beliau mendatangi Rasulullah dan menyampaikan masalahnya. “Ya Rasulullah, engkau telah menyuruhku menikah untuk ketiga kalinya, tapi aku tetap miskin. Sekarang apa yang harus ku lakukan?”, adu lelaki itu. “Berkahwinlah lagi,” kata Rasulullah.‬

‪Akhirnya si lelaki itu menikah buat kali keempat. Dan benarlah kata Rasulullah. Ternyata isteri keempatnya ini membawa kebahagiaan di dalam kehidupannya. Dengan kepandaiannya menenun, ia mengajar kemahiran tersebut kepada tiga madunya. Akhirnya usaha tersebut mendatangkan keuntungan dan kekayaan. Perusahaan industrinya maju dan mampu mencukupi keperluan rumah tangga lelaki itu serta isteri-isterinya.‬





‪Sabda Rasulullah bermaksud:‬
“Carilah rezeki dengan menikah” (Riwayat Ibnu Abbas)‬

Firman Allah Taala bermaksud:‬
“Dan kahwinilah orang-orang yang sendirian di antara kamu, dan orang-orang yang layak (berkahwin) dari hamba-hamba sahayamu yang lelaki dan hamba sahayamu yang perempuan. Jika mereka miskin, Allah akan memampukan mereka dengan kurnia-Nya. Dan Allah Maha luas (pemberian-Nya) lagi Maha Mengetahui.”
(surah an-Nur :32)‬

Dengan mengambill iktibar dan teladan dari kisah di atas, Insya-Allah jika niat kita ikhlas dan murni serta tujuan berkahwin itu kerana Allah, tidak mustahil segala gejala-gejala sosial dapat dihindarkan.‬

‪Berani cuba? Janji Allah Benar! Maka jika yakin dengan janji-janji Allah, bersabarlah dan taati perintahNYA dan RasulNYA.‬



- Dari WattsApp Rodong