ads

Sunday, September 7, 2008

33 TAHUN "HANYA" DAPAT 8 HAL SAJA...





Kuhabiskan umurku untuk mendidikmu, 
namun kau hanya mempelajari 8 hal saja dariku?



Suatu hari yang cerah, Imam Syaqiq Al Balkhi bertanya kepada muridnya yang bernama Hatim Al Ashom tentang apa yang dipelajari setelah begitu lama mengabadikan diri menuntut ilmu. Antara pertanyaan Sang Guru...

Imam Syaqiq: "Sudah berapa lama engkau menuntut ilmu dariku?"

"Sudah 33 tahun," jawab Hatim.

"Apa yang telah kau pelajari, selama 33 tahun ini?" tanya Imam Syaqiq.

"Hanya 8 hal," jawab Hatim.

"Inna lillahi wa inna ilaihi rooji'uun!" 
Kuhabiskan umurku untuk mendidikmu, 
namun kau hanya mempelajari 8 hal saja dariku?" Ucap Imam Syaqiq terheran.

"Benar Ya Syeikh, aku hanya mempelajari 8 hal saja, aku tidak mau mendustai anda," jawab Hatim.

"Cuba sebutkan 8 hal yang telah kau pelajari itu!" pinta Imam Syaqiq.



Hatim Al Ashom pun berkata:

Pertama: 
"Kulihat setiap manusia itu memiliki seorang kekasih. Ketika dia mati, kekasihnya ikut mengantarkannya hingga ke kuburan saja, lalu meninggalkannya sendirian di sana. 

Maka, 
Aku lebih memilih amal kebajikan sebagai kekasihku, Sehingga ketika nanti aku masuk liang kubur, amalku akan ikut bersamaku."

Kedua : 
"Aku merenungkan firman Allah SWT: 
"Dan adapun orang2 yang takut kepada Kebesaran Tuhannya dan menahan diri dari keinginan hawa nafsunya, maka syurga lah yang akan menjadi tempat tinggalnya."
(QS. An Naazi'at, 79: Ayat 40-41).

Aku sedar, bahwa Firman Allah pasti lah benar, maka aku pun berjuang untuk melawan keinginan nafsuku, hingga nafsuku tunduk kepada Allah SWT."

Ketiga : 
"Ku perhatikan manusia itu selalu memulyakan dan menyimpan harta benda berharga yang mereka miliki, lalu kupelajari Firman Allah SWT: 
"Apa yang ada disisimu akan lenyap, dan apa yang ada disisi Allah SWT itu akan kekal." (QS. An Nahl,16: Ayat 96).

Maka setiap kali aku memperoleh sesuatu yg berharga, aku pun menyedekahkannya dijalan Allah SWT, agar hartaku selalu tetap terjaga disisi-Nya."

Keempat : 
"Aku melihat setiap manusia mengejar harta, kedudukan, kehormatan dan kemulyaan nasab. 
Namun setelah aku mempelajarinya, ternyata semua itu tidak ada apa2nya, saat aku membaca firman Allah SWT: 
"Sesungguhnya, orang yg paling mulia disisi Allah SWT itulah orang yg paling bertaqwa (kepada Allah) di antara kalian."
(QS. Al Hujuroot, 49: Ayat 13).

Karena itulah, aku pun beramal untuk mewujudkan Taqwa, agar aku memperoleh kedudukan yang mulia di sisi Allah SWT.

Kelima : 
"Aku melihat manusia saling mencela dan melaknat, dan sumber semua itu adalah hasad (kedengkian). Lalu aku mempelajari firman Allah SWT: "Kami telah membahagikan untuk penghidupan mereka di alam dunia." 
(QS. Az Zukhruf, 43: Ayat 32).

Akupun sedar, bahwa semuanya telah dibahagikan oleh Allah SWT. Maka aku tinggalkan sifat Hasad (dengki), kujauhi manusia, dan aku tidak bermusuhan dengan seorang pun."

Keenam : 
"Kulihat manusia saling menganiaya dan saling membunuh, padahal Allah SWT berfirman: 
"Sesungguhnya syaitan itu adalah musuh bagimu, maka jadikanlah ia sebagai musuhmu." 
(QS. Al Fathir, 35: Ayat 6).

Oleh sebab itu, ku tinggalkan permusuhan dengan manusia dan ku jadikan syaitan sebagai satu2nya musuhku. 
Aku selalu mewaspadainya dengan sekuat tenaga, sebab Allah SWT sendiri yg telah menjadikan Syaitan sebagai musuhku."

Ketujuh : 
"Aku melihat setiap orang hanya demi sepotong roti (harta), mereka rela menghinakan diri mereka sendiri dengan melakukan hal2 yg diharamkan oleh Allah SWT. Lalu kuperhatikan Firman Allah SWT: 
"Dan tiada satupun binatang melata dibumi, melainkan Allah SWT yang menanggung rezeki nya." 
(QS. Hud, 11: Ayat 6).

Aku sadar, 
bahwa diriku adalah salah satu dari yang melata itu, dan Allah SWT telah menjamin rezeki ku. Oleh karena itu, kusibukkan diriku untuk menunaikan kewajiban yang telah di berikan oleh Allah SWT dan aku tidak pernah merisaukan sesuatu yang telah dijamin oleh Allah SWT untuk ku."

Kedelapan : 
"Aku melihat semua orang bergantung kepada makhluq Allah SWT. Ada yg bergantung kepada ladangnya, 
bergantung kepada perniagaannya, 
bergantung kepada pekerjaannya, dan 
bergantung kepada kesehatan jasmaninya.
Akupun kembali kepada Firman Allah: 
"Dan barang siapa yg bertawakkal kepada Allah SWT, maka Allah SWT akan mencukupkannya."
(QS.At-Thalaq 65: Ayat 3).


WhatsApp : Ust Mustafa Mohammad - Surau Al Husna

...........................................................................



Mahabbah 

Mahabbah berarti cinta, yaitu perasaan rindu dan senang yang istimewa terhadap sesuatu. Perasaan demikian menyebabkan perhatian seseorang terpusat kepadanya bahkan mendorong orang itu untuk memberikan yang terbaik. Perasaan cinta itu diikuti dengan ketulusan untuk mengorbankan apa saja termasuk nyawa sekalipun kepada yang dicintai.

Dalam agama Islam, cinta tertinggi haruslah ditujukan semata-mata hanya kepada Allah. Prestasi tertinggi seorang mukmin adalah meraih kecintaan Allah. Tentu untuk meraihnya bukan hal yang mudah karena harus menjaga komitmen dan selalu konsisten dengan aturan Allah.

Allah mengingatkan dalam firman-Nya. ''Katakanlah jika bapak-bapak, anak-anak, saudara-saudara, istri-istri, kaum keluarga kamu, harta kekayaan yang kamu usahakan, perniagaan yang kamu khawatirkan untung ruginya dan rumah-rumah yang kamu senangi, lebih kamu cintai daripada Allah dan Rasul-Nya dan daripada berjihad di jalan-Nya maka tunggulah sampai Allah mendatangkan putusan-Nya. Dan Allah tidak memberi petunjuk kepada orang-orang yang fasik.'' (SQ At Taubah [9]: 24).

Allah adalah tujuan tertinggi dan paling hakiki dalam kehidupan setiap mukmin. Apa pun yang dilakukan haruslah berujung kepada tujuan tersebut, yaitu mahabbah kepada Allah. Di samping itu, manifestasi mencintai Allah dan Rasul-Nya, antara lain, adalah menaati ajaran-ajaran-Nya yang disampaikan lewat Rasul-Nya. Cinta yang menampakkan diri dalam ketaatan itu niscaya dibalas pula dengan cinta oleh Allah, sebagaimana difirmankan-Nya. ''Katakanlah jika kamu mencintai Allah maka ikutilah aku, Rasul-Nya, niscaya Allah mencintai kamu dan mengampuni dosa-dosa kamu. Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang.'' (QS Ali Imran [3]: 31).



Gambar/ilustrasi sekadar hiasan.
Photo/illustration for display purposes.

http://www.republika.co.

Copyright 2008 - REPUBLIKA All Right Reserved.

No comments: